jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, April 12, 2012

TRADISI GELUGPA




Buddhadharma atau Buddhisme mulai masuk ke Tibet sekitar abad ketujuh pada masa pemerintahan Raja Songtsen Gampo. Pada abad kedelapan, Buddhisme mulai berakar di Tibet, yaitu pada masa pemerintahan Raja Trisong Detsen. Acharya Padmasambhava dan Abbot Shantirakshita membantu Raja untuk membawa Dharma ke Tibet dan menerjemahkan ajaran-ajaran Buddha ke dalam bahasa Tibet. Semua ajaran dan praktek Buddhisme Tibet berasal langsung dari Buddha Sakyamuni. Tidak dapat dipungkiri bahwa ajaran yang berada di Tibet mempunyai hubungan ke suatu tradisi di India. Vajrayana memiliki 4 tradisi atau silsilah, yakni: Silsilah Nyingmapa, Silsilah Sakyapa, Silsilah Kagyudpa, dan Silsilah Gelugpa.
Padmasambava dari Nalanda Mahavihara yang datang melalui lembah Swat dan tinggal di Tibet hanya 18 bulan dapat menanamkan pengaruhnya dan mendapatkan gelar guru. Dia dapat meyakinkan penduduk Tibet yang percaya pada “roh-roh” yang mereka sebut Bon-pa dengan mengajarkan sistim Vajrayana.
Silsilah Gelugpa berasal dari tradisi Kadampa, yang di ajarkan oleh guru besar dari India, Atisha (982-1054). Para Acaria dari Vikramasila dipimpin oleh Bhikkhu Atissa memperkenalkan agama Buddha berdasarkan pandangan Mahayana dan Tantra. Tsong-ka-pa (1358-1419), seorang pemimpin agama (sangha) yang sekaligus pemimpin negara Tibet yang diletakan oleh Atisha adalah penguasa yang melaksanakan reformasi agama Buddha serta mengorganisir kelompok Gelugpa, memaksakan mereka menerima Vinaya Theravada serta memberikan ciri berupa topi kuning kepada kelompok ini, yang membedakan dari kelopmpok topi merah sebagai kelompok yang mengakui Guru Padmasambava dan yang belum merevolusi maupun kelompok. Topi Hitam yang masih berpedoman pada ajaran Bon-pa. Gelugpa kemudian menjadi kelompok terkemuka di Tibet yang kemudian menetapkan Dalai-lama dan Pachen-lama. Tsong-ka-pa yang bergelar ”Je Rempoche” meninggal dunia sebelum selesainya reformasi yang dilaksanakannya
Silsilah Gelugpa ini didirikan oleh seorang guru besar Tibet, Je Tsongkhapa Lobsang Drakpa (1357-1419). Je Tsongkhapa mendirikan biara Gaden (Drok Riwo Ganden) yang menjadi pusat pengajaran silsilah Gelug. Pimpinan silsilah Gelug disebut dengan Gaden Tripa Rinpoche (pemegang takhta). Yang Mulia Gaden Tripa Rinpoche saat ini adalah Khensur Lungri Namgyel, yang merupakan pemegang silsilah ke 101 dari Gaden Tripa (sejak 2003).
Tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Yang Mulia Dalai Lama XIV. Beliau selain sebagai seorang spiritual, juga seorang tokoh politik Tibet yang disengani berbagai pihak, termasuk negara barat. Dalai Lama XIV saat ini hidup di pengasingan, di Dharamsala (India).
Gelug-pa berkembang pada abad xv sebagai pembaharuan terhadap Kahdam-pa yang dipelopori oleh Tsongkapa. Beliau menerima tradisi-tradisi Kahdam-pa dari lama Choskyabzanpo serta mengumpulkan siswa-siswa ahdam-pa dan menguatkan mereka dengan 235 peraturan
The Gelugpa, kadang-kadang hanya disebut sebagai sekolah Topi Kuning, berakar dalam tradisi Kadampa dan dalam reformasi sekolah di bawah Tsongkapa (1357-1419), seorang guru Sakya latar belakang yang lebih suka disiplin, ketat monastik dan yang considred para biarawan Kadampa belum cukup saleh.
Setelah dasar biara Gelugpa 1 (Ganden, TIB., Ri-bo dGa'-ldan) pada tahun 1409 oleh Tsongkapa, para Gelugpa sangat diperluas selama abad ke-15, dengan bangunan benteng lebih banyak monastik:
* 1416 Drepung ('Bras-sprungs)
* 1419 Sera (Se-ra)
* 1437 Chamdo (Chab-MDO) di Kham
* 1447 Trashilunpo (bKra-shis lhun-po) di Tsang
Sekitar 1475, sebuah perjuangan untuk kekuasaan konflik pecah antara Gelugpa dan Drupa Phagmo dan Karmapa divisi dari Kagyudpa. Setelah Dalai Lama 3 pergi untuk mencari bantuan luar dari Mongol (1560) untuk membentuk pemerintahan Gelugpa, oposisi mulai melemah. Namun, sebenarnya konsolidasi kekuasaan Gelugpa datang hanya selama 1642-1659, di bawah Dalai Lama kelima. Ini termasuk penyitaan biara non-Gelugpa dan pembakaran buku-buku yang berasal dari Jonangpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar