jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Jumat, Februari 27, 2015

SATIPATTHANA MENURUT ADAT TIMUR

Tidak ada percakapan Sang Buddha yang paling bermutu seperti Satipatthana Sutta. Terutama bagi mereka yang berpegang teguh pada pelajaran yang murni, yang tidak campuran. Walaupun dibandingkan dengan kotbah yang pertama di benares yang mempunyai nama yang tersiar dan penghormatan besar.
Di Sri Lanka umpamanya (pulau sailan), pada waktu itu bulan purnama, para umat Buddha menjalankan sepuluh aturan dari calon bhikkhu. Mereka itu siang dan malam berdiam di dalam vihara. Mereka sering-sering membaca sutta ini, menghapalkan, mendengarkannya, dan merenungkannya. Selain itu banyak perumahtangga, kitab Satipatthana ini dihormati dan dibungkus kain bersih. Waktu pagi hari, buku itu dibacanya pada anggota-anggota keluarganya. Selanjutnya, dibiasakan juga untuk menghapalkan sutta ini pada seorang pengikut agama Buddha waktu meninggal dunia. Sehingga dalam penghabisan hidupnya ini hatinya dapat ditaruh pada pesanan Sang Guru dapat dipenuhi dengan pesanan tersebut apat dihibur dan dibikin senang karena pelajaran Sang Buddha tentang kebebasan. Sekalipun jaman kita adalah abad percetakan tetapi di sailan masih menjadi kebiasaan untuk mempunyai daun lontar dari sutta ini dan memberikan tulisan kepada vihara guna perpustakaannya. Disana, terdapat hampir dua ribu tulisan semacam itu yang berisi Satipatthana Sutta, diantara masa terdapat daun lontar yang sangat mahal seperti pernah dilihat oleh mereka di dalam sebuah vihara di Sri Lanka.
Penghormatan yang tertinggi terhadap pelajaran ini disebabkan oleh karena Satipatthana Sutta ada percakapan yang diberikan oleh Sang Buddha sendiri, yang diberikan penegasan. Akan tetapi ini tidak cukup untuk memberikan keterangan tentang penghormatan tersebut yang berlangsung beribu-ribu tahun lamanya. Sebab lainnya adalah latihan-latihan yang telah berbuah baik sekali dan telah dijalankan selama 25 abad. Sehingga, seolah-olah Sutta ini diliputi oleh suasana kekuasaan dan kekuatan yang dapat menimbulkan penghormatan tertinggi.

Penghormatan dan keyakinan murni tentu merupakan tanah yang subur dimana dapat bertumbuh benih pikiran yang baik dan sehat. Kita harus mengakui bahwa dalam negara-negara Buddhis, pengertian yang nyata dan praktek Satipatthana Sutta masih sangat kurang, kalau dibandingkan dengan kebaktian orang-orang itu. Yang merupakan suatu pengecualian sepanjang pengetahuan penulis (penulis buku) rupa-rupanya terdapat di Burma sekarang ini, bertambah hari bertambah meluas. Kami yakin, bahwa di negara-negara lain akan terapat juga, bukan hanya mereka juga yang hanya menghafalkan dan mempelajari isi pelajaran itu, akan tetapi juga yang dengan bersungguh-sungguh menjalankannya sesuai dengan kecakapan dan kekuatannya. Akan tetapi sepanjang abad dapat ditentukan pada waktu sekarang ini tidak banyak orang yang mengerti inti sari dan jiwa dari latihan pikiran ini, terutama adi negara-negara di luar Burma. Sekalipun sifat-sifat istimewa dari cara ini kelihatannya sangat sederhana terutama sekali sesudahnya orang melihatnya, namun pendapat umum mengatakan, bahwa cara yang di gunakan dalam Satipatthana itu sebagian besar difatnya kabur dan biasa, dan keadaan demikian itu didalam beberapa hal akan merintangi perkembangan pikirannya dan kekuatan dari latihan tersebut.

Note: Dikutip dari buku Meditasi I penerbit Vajra Dharma Nusantara.

selanjutnya akan di bahas tentang Cara Baru Tentang Satipatthana Di Burma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar