jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Minggu, Maret 01, 2015

APAKAH KESADARAN ITU?

Kesadaran, sekalipun dipuji tinggi dan dapat mencapai buah yang besar bukanlah suatu keadaan mistik diluar pengetahuan yang dapat dicapai oleh tiap-tiap manusia. Akan tetapi adalah sebaliknya, yaitu suatu hal yang sangat sederhana dan biasa serta sangat dikenal oleh kita semua. Dalam penjelmaannya mula-mula dikenal dengan nama perhatian, yaitu salah satu pekerjaan pokok dari kesadaran, tanpa itu, tidak akan ada pengelihatan dari sesuatu benda sama sekali. Kalau suatu materi indera menimbulkan getaran yang cukup kuat, maka timbullah perhatian yang merupakan keadaan itu. Sebagai pengelihatan pertama dan kesadaran terpendam atau subconcioussness (suatu fungsi menurut Abhidhamma) yang kerap kali bekerja selama waktu sadar di dalam kehidupan.

Fungsi dari benh kesadaran ini atau perhatian pertama merupakan suatu proses yang masih sangat sederhana, akan tetapi kepentingannya bersifat menentukan oleh karena tumbuh pertama-tama dari kesadaran yang terpendam (subconscoussness).

ari tingkatan pertama dalam proses pengalaman, maka sudah tentu hanya didapat gambaran yang sangat umum dan tidak nyata dari materi atau benda-benda tersebut. Kalau terdapat latihan lebih lanjut terhadap benda-benda tersebut maka dorongan panca indera cukup kuat; perhatian akan lebih mendalam itunjukan kepada bagian-bagian yang lebih kecil. Perhatian itu tidak hanya di tunjukan kepada sifat bermacam-macam dari benda itu saja, akan tetapi juga kepada hubungan dari pengelihatan yang sekarang dengan pengelihatan yang sama yang diingat diwaktu yang lampau dan dengan jalan itu, maka terjadilah koordinasi antara pengalaman-pengalaman itu. Tingkatan ini disebut di dalam ilmu jiwa "berpikir atas dasar assosiasi". Itu menunjukan kepada kita hubungan tetap erat antara pekerjaan pikiran dan perhatian. Hal tersebut akan menerangkan apa yang di dalam bahasa Pali dalam buku-buku agama Buddha, disebut dengan suku kata, yaitu satti yang terdiri dari dua fungsi dengan tidak ada ingatan atau perhatian terhadap suatu benda, maka akan terdapat kejadian-kejadian yang berdiri sendiri, seperti halnya dengan pengelihatan bintang-bintang.

Karena hubungan pikiran dari satu dengan yang lain, maka langkah selanjutnya yang penting di dalam memperkembangkan pikiran, diambil dari: sifat umum yang ada pada pengalaman-pengalaman, yakni kecakapan melihat sifat umum yang disebut berpikir secara abstrak. Untuk tujuan itu, maka hal tersebut kita muat di dalam tingkatan kedua dari pengelihatan yang terjadi karena perkembangan perhatian. Kita telah mendapatkan 4 sifat dari wujud tingkat kedua ini: yakni bertambahnya soal yang kecil-kecil, perhubungan dengan yang melihat, sifat assosiasi, sifat abstrak.

Sebagian besar dari pada kehidupan pikiran umat manusia diwaktu sekarang ini, berada dalam tingkatan kedua. Hal itu meliputi lapangan yang sangat luas: dari pengelihatan yang sangat teliti terhadap kejadian-kejadian setiap hari. Pelaksanaan suatu pekerjaan dengan segala perhatian sampai pada penyelidikan yang dilakukan oleh ahli pengetahuan dan juga pikiran-pikiran luhur dari para filsafat. Disini sudah tentu pengelihatan tersebut bersifat lebih teliti dan lebih banyak ragamnya, akan tetapi tidak mesti bersifat lebih dapat dipercaya. Hal itu sedikit  atau banyak masih bercampur dengan hubungan-hubungan yang keliru atau bercampur dengan hal-hal lain. Dengan segala purbasangka perasaan serta pikiran, keinginan dan sebagainya, dan terutama karena sebab-sebab pengertian yang palsu; umpamanya pendapat-pendapat atau anggapan-anggapan bahwa sifat benda itu abadi atau anggapan aku yang abadi. Karena faktor-faktor ini semua, maka pengelihatan biasa sama sekali tidak dapat dipercaya, demikian juga pendapat tentang hal tersebut. Pada tingkatan kedua, sehingga besar dari mereka sendiri secara teratur. Pada tingkat selanjutnya dalam perkembangan perhatian, maka kita memasuki lapangan kesadaran yang besar. (Samma Sati). Ini disebut benar karena mengajarkan kepada kita untuk berbuat hal-hal yang benar dengan menggunakan cara yang benar pula, dan pula memberikan tujuan benar seperti yang telah ditunjukan oleh Sang Buddha: lenyapnya penderitaan.

Tujuan dari pengelihatan dan pikira seperti dikemukakan oleh kesadaran yang benar berjalan terus melalui proses pemberian yang disertai dengan penyelesaian yang sungguh-sungguh dan oleh karena itu merupakan bahan yang dapat dipercaya untuk menentukan sesuatu hal secara teoritis dan untuk menentukan secara praktis soal-soal yang bersifat sila-sila. Pengelihatan yang tidak berubah bentuknya dan sifatnya nyara akan merupakan dasar yang sehat guna mengadakan meditasi menurut ajaran Sang Buddha, yaitu untuk memandang segala gejala sebagai tidak kekal yang menimbulkan penderitaan dan tanpa aku. Nyatalah, maka tingkatan yang tinggi dari sesuatu yang diterima oleh kesadaran yang benar adalah bersifat dekat dan bagi pikiran yang tidak terlatih haruslah berada pada keadaan itu. Seperti yang ditunjukan oleh cara Satipatthana, kesadaran yang benar dapat tumbuh menjadi sangat dekat dan biasa, sebab seperti telah kita ketahui di atas bahwa akarnya terdapat di dalam pekerjaan pikiran yang sangat biasa dan sangat mudah.

Pikiran yang belum mengerti pekerjaan yang sangat seperti pada kedua tingkatan dalam perkembangannta yang rendah; fungsi-fungsi ini adalah menimbulkan kejernihan yang selalu bertambah besar dan kesadaran yang sangat kuat memberi gambaran yang nyata yang selalu dibersihkan dari segala kepalsuan.

Kita telah memberi secara singkat tentang revolusi dari proses-proses batin sebagai tercerminkan oleh tingkatan-tingkatan yang nyata dan oleh pengertian yang berbeda kwalitasnya; dari tidak sadar sampai ke kesadaran; dari pengelihatan-pengelihatan pertama-tama yang tidak jelas terhadap benda sampai ke pengelihatan yang jauh dan yang mengandung pengetahuan yang lebih teliti dari benda itu; dari pengelihatan yang tidak sempurna, tidak teliti dan berpurbasangka menjadi pengelihatan terang, karena adanya kesadaran yang benar. Sekarang kita telah mengetahui, bahwa di dalam segala tingkatan ini, kekuatan dan kwalitas itu bertambah besar, dengan memakai kesadaran yang pada hakekatnya bersifat alat untuk mendapatkan perubahan yang menuju kepada tingkatan yang lebih tinggi. Kalau pikiran manusia menghendaki penyembuhan dari penyakit sekarang ini dan menghendaki jalan yang menuju kepada kemajuan lebih lanjut, maka harus dimulailah dengan menggunakan dan melalui pintu gerbang yang disebut kesadaran itu.

Note: Meditasi I, Penerbit Vajra Dharma Nusantara. Hal 18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar