Seseorang menjadi umat Buddha, dengan jalan menyatakan Tiga Perlindungan - Buddha, Dhamma, dan Sangha sebagai pedoman hidupnya. Umat Buddha yang ingin lebih mendapatkan kemajuan dalam mengikuti Sang Jalan, dapat mengajukan dirinya untuk diterima menjadi Upasaka bagi seorang laki-laki dan Upasika sebagai seorang wanita.
Upasaka dan Upasika adalah pengikut-pengikut Sang Buddha yang dengan kemajuan dan kehendaknya sendiri ingin memegang dan melaksanakan Lima Aturan (Pancasila). Pelaksanaan upacara Visudha Upasaka/Upasika harus dilakukan di dalam Vihara/Cetiya. Orang yang berhak untuk menerima umat Buddha menjadi Upasaka/Upasika adalah Bhikkhu.
Jalannya upacara adalah sebagai berikut:
1. Sipemohon mempersiapkan barang-barang persembahan yaitu berupa lilin, hio, bunga (buah-buahan juga, tapi hal ini buka suatu keharusan) untuk dipersembahkan kepada Sang Triratna dan untuk dipersembahkan kepada bhikkhu yang akan memberikan visudhi sebagai guru.
2. setelah semua perlengkapannya disediakan, maka sipemohon memasuki ruangan Vihara/Cetiya, lalu memasang bunga-bunga yang akan dipersembahkan dalam jambangan yang telah disediakan. kemudia menyalakan lilin yang letaknya disebelah kakan Buddha Rupang lebih dahulu, kemudia disusul lilin yang berada di sebelah kiri Buddha Rupang. Setelah menyalakan hio, sipemohon melakukan Namaskara (Sujud dengan lima titik) sebanyak tiga kali. Semuanya ini dilakukan dengan penuh khidmat dan hormat.
3. Bhikkhu yang bertugas sebagai pemberi visudhi menyalakan lilin dan hio. Pada waktu sang bhikkhu melakukan kegitan-kegiatan tersebut di atas sipemohon dan umat-umat yang ikut hadir mengambil sikap anjali dengan merangkapkan kedua tangan di depan dada.
4. setelah kegiatan-kegiatan (3) diatas dilakukan, maka sekarang sipemohon mempersembahkan lilin, hio dan bungan kepada sang bhikkhu. Lalu melakukan Namaskara sebanyak tiga kali di hadapan sang bhikkhu.
5. Sipemohon mengambil sikap Anjali sambil mengucapkan permohonan untuk diterima menjadi upasaka/upasika dengan mengucapkan kata-kata pali sebagai berikut:
"ESAHAM BHANTE SUCIRA PARINIBNUTAMPI, TAM BHAGAVANTAM SARANAM GACCHAMI, DHAMMANCA BHIKKHU SANGHANCA, UPASAKAM (UPASIKAM) MAM BHANTE HARETU AJJA TAGGE PANEPETUM SARANAM GATAM"
*apabila bhikkhu yang hadir dalam upacara visudha ada empat orang atau lebih, maka sipemohon dapat mengganti kata BHANTE dengan SANGHO.
6. Bhikkhu yang memberikan visudhi memberikan wejangan/kotbah dengan jelas tentang Sang Triratna dan manfaat-manfaat yang akan diperoleh bagi mereka yang berlindung kepada Sang Triratna. Sipemohon harus sering-sering merenungkan sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha. Dengan perenungan demikian maka segala ketakukan, kegelisahan, kecemasan, dan sebagainya akan menjadi hilang lenyap. Dan keyakinan akan Sang Triratna sebagai pelindungnya akan bertambah.
Disamping itu bhikkhu tersebut juga menjelaskan manfaat-manfaat yang akan diperoleh mereka yang melatih dan melaksanakan lima aturan atau Pancasila Buddhis, mulai dari menahan diri dari pembunuhan mahkluk hidup (Panatipata Veramani), menahan diri dari pencurian atau mengambil barang-barang yang milik orang lain (Adinnadana Veramani), menahan diri dari perbuatan Asusila (Kamesumicchacara Veramani), menahan diri dari berdusta atau berbohong (Musavada Veramani), menahan diri dari minum-minuman yang memabukan (Surameraya Majjapamadatthana Veramani). Manfaat dari pelaksanaan pancasila ini antara lain dapat dilahirkan di dalam surga, mendapatkan kekayaan (dunia dan Dhamma), dan mencapai kebebasan Sejati (Nibbana).
Note: Ajaran Bagi Pemula. Bandung Sucinno Indonesia. hal 13.
Upasaka dan Upasika adalah pengikut-pengikut Sang Buddha yang dengan kemajuan dan kehendaknya sendiri ingin memegang dan melaksanakan Lima Aturan (Pancasila). Pelaksanaan upacara Visudha Upasaka/Upasika harus dilakukan di dalam Vihara/Cetiya. Orang yang berhak untuk menerima umat Buddha menjadi Upasaka/Upasika adalah Bhikkhu.
Jalannya upacara adalah sebagai berikut:
1. Sipemohon mempersiapkan barang-barang persembahan yaitu berupa lilin, hio, bunga (buah-buahan juga, tapi hal ini buka suatu keharusan) untuk dipersembahkan kepada Sang Triratna dan untuk dipersembahkan kepada bhikkhu yang akan memberikan visudhi sebagai guru.
2. setelah semua perlengkapannya disediakan, maka sipemohon memasuki ruangan Vihara/Cetiya, lalu memasang bunga-bunga yang akan dipersembahkan dalam jambangan yang telah disediakan. kemudia menyalakan lilin yang letaknya disebelah kakan Buddha Rupang lebih dahulu, kemudia disusul lilin yang berada di sebelah kiri Buddha Rupang. Setelah menyalakan hio, sipemohon melakukan Namaskara (Sujud dengan lima titik) sebanyak tiga kali. Semuanya ini dilakukan dengan penuh khidmat dan hormat.
3. Bhikkhu yang bertugas sebagai pemberi visudhi menyalakan lilin dan hio. Pada waktu sang bhikkhu melakukan kegitan-kegiatan tersebut di atas sipemohon dan umat-umat yang ikut hadir mengambil sikap anjali dengan merangkapkan kedua tangan di depan dada.
4. setelah kegiatan-kegiatan (3) diatas dilakukan, maka sekarang sipemohon mempersembahkan lilin, hio dan bungan kepada sang bhikkhu. Lalu melakukan Namaskara sebanyak tiga kali di hadapan sang bhikkhu.
5. Sipemohon mengambil sikap Anjali sambil mengucapkan permohonan untuk diterima menjadi upasaka/upasika dengan mengucapkan kata-kata pali sebagai berikut:
"ESAHAM BHANTE SUCIRA PARINIBNUTAMPI, TAM BHAGAVANTAM SARANAM GACCHAMI, DHAMMANCA BHIKKHU SANGHANCA, UPASAKAM (UPASIKAM) MAM BHANTE HARETU AJJA TAGGE PANEPETUM SARANAM GATAM"
*apabila bhikkhu yang hadir dalam upacara visudha ada empat orang atau lebih, maka sipemohon dapat mengganti kata BHANTE dengan SANGHO.
6. Bhikkhu yang memberikan visudhi memberikan wejangan/kotbah dengan jelas tentang Sang Triratna dan manfaat-manfaat yang akan diperoleh bagi mereka yang berlindung kepada Sang Triratna. Sipemohon harus sering-sering merenungkan sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha. Dengan perenungan demikian maka segala ketakukan, kegelisahan, kecemasan, dan sebagainya akan menjadi hilang lenyap. Dan keyakinan akan Sang Triratna sebagai pelindungnya akan bertambah.
Disamping itu bhikkhu tersebut juga menjelaskan manfaat-manfaat yang akan diperoleh mereka yang melatih dan melaksanakan lima aturan atau Pancasila Buddhis, mulai dari menahan diri dari pembunuhan mahkluk hidup (Panatipata Veramani), menahan diri dari pencurian atau mengambil barang-barang yang milik orang lain (Adinnadana Veramani), menahan diri dari perbuatan Asusila (Kamesumicchacara Veramani), menahan diri dari berdusta atau berbohong (Musavada Veramani), menahan diri dari minum-minuman yang memabukan (Surameraya Majjapamadatthana Veramani). Manfaat dari pelaksanaan pancasila ini antara lain dapat dilahirkan di dalam surga, mendapatkan kekayaan (dunia dan Dhamma), dan mencapai kebebasan Sejati (Nibbana).
Note: Ajaran Bagi Pemula. Bandung Sucinno Indonesia. hal 13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar