jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Minggu, Maret 01, 2015

SIFAT-SIFAT MULIA SANG TIRATANA

A. Sifat Mulia Sang Buddha

  • Mencapai penerangan sempurna dengan usaha dan kemampuannya sendiri.
Dengan tekad yang bulat dan tujuan yang mulia pangeran Sidharta melakukan suatu cara bertapa yang keras sekali, akan tetapi hal itu belum dapat membawa beliau ke arah kebebasan yang sejati. Beliau juga telah berguru kepada beberapa orang guru yang sangat terkenal pada waktu itu, akan tetapi hal itu masih belum juga membebaskan beliau dari penderitaan.
Akhirnya dengan menggunakan caranya sendiri beliau melatih meditasi dengan tekun sehingga beliau dapat memutuskan belenggu yang mengikatnya, belenggu yang membuat beliau terbawa oleh arus kelahiran yang tiada hentinya (tumimbal lahir). Jadi Sang Buddha mencapai penerangan sempurna bukan karena pelajaran yang telah diberikan oleh Gurunya, dan bukan karena suatu kekuatan lain.
Hal ini dijelaskan oleh Sang Buddha sendiri:
"Bukan karena keturunan seorang menjadi suci, bukan karena kata seseorang menjadi suci; akan tetapi karena perbuatanlah seseorang menjadi suci."
"Tak seorangpun yang dapat menyucikan orang lain, kesucian datang dan mulai dari diri sendiri"

  • Mengajarkan dan membabarkan pengetahuan yang telah dicapainya.
Karena cinta kasihNya yang begitu besar kepada semua mahkluk, maka Beliau mengajarkan dan membabarkan apa yang telah dicapaiNya. Dari satu esa ke desa lainnya Beliau mengajarkan Dhamma tanpa mengenal lelah sedikitpun. Walaupun banyak rintangan dengan penuh ketabahan, bagaikan seekor gajah yang telah berangkat ke medan laga. Hal itu dilakukaanNya tidak kurang dari empat puluh lima tahun

B. Sifat Mulia Sang Dhamma
  • Merupakan Hukum Kesunyataan
Dhamma adalah suatu hukum yang tidak dapat dielakan oleh setiap mahkluk. Dhamma ini tidak akan dapat berubah oleh karena pengaruh waktu, tempat maupun keadaan. Sesuatu yang terbentuk pasti akan mengalami perubahan, kelapukan, dan kematian. Ini tidak hanya terjadi pada waktu lampau saja, akan tetapi juga terjadi pada waktu sekarang, bahkan akan tetap terjadi pada waktu yang akan datang. Tidak hanya terjadi di desa-desa akan tetapi juga akan terjadi di kota-kota. Tidak hanya menimpa orang-orang miskin saja, akan tetapi juga menimpa orang-orang kaya.
  • Melindungi Mereka yang melaksanakannya.
Sebatang pohon yang beracun akan menghasilkan buah yang beracun. Demikian juga dengan diri kita ini, bila kita berpikir, berbkata dan berbuat dengan pikiran yang penuh dengan keserakahan, kebencian, dan kebodohan maka penderitaanlah yang akan kita peroleh sebagai hasilnya. Seperti apa yang pernah disabdakan oleh Sang Buddha:
"Sesuai dengan benih yang ditanam, begitulah buah yang akan diperoleh/dipetiknya. Pembuat kejahatan akan memperoleh penderitaan sebagai hasilnya, sedangkan pembuat kebajikan akan memperoleh kebahagiaan".

C. Sifat Mulia Sang Arya Sangha.
  • Memiliki Tindak-Tanduk yang benar.
Memiliki tindak-tanduk yang benar bukan berarti hanya memeiliki perbuatan yang benar saja, akan tetapi mereka juga memiliki ucapan yang benar serta pikiran yang benar. Singkatnya mereka memiliki kesucian lahir maupun batin. Mereka sudah tidak mungkin melakukan sesuatu dengan dorongan nafsu, keserakahan, kebencian dan kebodohan lagi. Mereka berbuat sesuatu bukan hanya untuk kepentinganNya sendiri tetapi demi kesejahteraan dan kebahagiaan mahkluk-mahkluk lain.
  • Membimbing dan Menuntun Mahkluk-Mahkluk Lain.
Setelah Sang Buddha Parinibbana, maka para Arya Sangha itulah yang menjadi pelindung dan penerus ajaranNya. Merekalah yang membimbing kita dalam mengikuti serta mempraktekan Dhamma. Merekalah yang menuntun kita untuk dapat memahami, mengerti dan mempraktekan Dhamma secara benar.

Note: Ajaran Bagi Pemula. Yayasan Bandung Sucinno Indonesia. Hal 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar