ENGAGED BUDDHISME
A. Pendahuluan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSaa3KW0iCDlyOz_7EOFG8W_ShPEsg3KF5UbqleFDdi4iJosPcULTtUupWX7rUWT758UAGDeIyoeaKhcVq83h7Q6xszSLkXlI5yoxZl37rk3P8gzM7gkqtVnSk7OgdgQv7n_fvaNoHOAuQ/s320/engaged_buddhism_the_dalai_lamas_worldview_idf751.jpg)
Keterlibatan
sosial Buddhisme dalam hal ini digunakan untuk memecahkan masalah sosial,
seperti; ketidakadilan, kekerasan dalam lingkungan, ekonomi, politik, dll.
Penyelesaian masalah sosial dikemukakan oleh dua orang bhikkhu dari Thailand
yang menjelaskan tentang keterlibatan sosial Buddhisme, yaitu; Bhikkhu
Dhammadasa dan Bhikkhu Phra Brahmagunabhorn. Kedua pandangan berbeda mengenai keterlibatan
sosial masyarakat Thailand dan secara luas juga menyangkut masalah di dunia.
Demikian peper yang penulis ajukan untuk membahas mengenai keterlibatan sosial
buddhisme menurut dua orang Bhikkhu terkenal di Thailand.
B.
Pembahasan
1.
Pandangan Bhikkhu Dhammadasa.
Bhikkhu
Buddhadasa adalah pendahulu bhikkhu Thailand yang percaya bahwa keterlibatan
buddhisme secara sosial adalah dasar asli dari Agama Buddha. pandangan
Buddhadasa didasarkan pada konsep Idappaccayata. Idappaccayata adalah hukum
yang saling bergantung. Tidak ada orang, hal, bagian, element, atau partikel
yang berdiri sendiri, kesemuanya saling bergantung satu sama lain. Mulai dari
partikel sampai alam semesta, semuanya saling bergantung.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXtAQwk1Hy_K4xhs62iiHnwIXYw_eh-PVKAZbeiWIRzDdHZ_Y9JNpbUQofIxvAhcrnE0Vj9kh1xBaDtSJNtqMcSZcJwpyyRcohMCaialfG3isH8A2GlgAo7uDiDB2v1HoT7skYf-IIk9H0/s320/3_5.jpg)
Buddhadasa
menjelaskan bahwa dhamma atau hukum alam memiliki tujuan sosial (sosialisme
dhamma). Tidak ada keberadaan secara bebas dan berdiri sendiri, karena segala
sesuatu di alam semesta saling bergantung sesuai dengan hukum alam. Seseorang
hidup bersama dalam suatu masyarakat dan saling berbagi manfaat, termasuk
mengikuti tujuan sosial. Buddhadasa berpendapat bahwa individualisme dan
konsumerisme tidak mengikuti kehendak alam. Konsumerisme menjadi paham yang
tidak mengikuti jalan tengah (hasta arya
magga).
2.
Pandangan Bhikkhu Phra Brahmagunabhorn.
Phra
Brahmagunabhorn (PA Payutto) juga salah satu Bhikkhu thailand yang mengambil
keterlibatan sosial buddhisme sebagai konsep dasar buddhisme. Phra
Brahmagunabhorn menjelaskan mengenai keterlibatan sosial buddhis dalam
masyarakat melalui sila dan vinaya. Sila dan vinaya difokuskan kepada individu
agar menjadi lebih baik. Dengan demikian, seseorang yang baik akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat yang baik. Lingkungan masyarakat dimulai dari individu.
Phra
Brahmagunabhorn memberikan penyajian yang berbeda mengenai keterlibatan sosial
buddhisme melalui sila dan vinaya. Sila adalah sistem yang mengontrol kehidupan
eksternal manusia, ekspresi lisan maupun fisik, dan tatanan hubungan dengan
orang lain dan lingkungan, terutama hubungan sesama manusia, dengan demikian,
memungkinkan pengaturan yang tepat untuk kegiatan sosial, kondisi kehidupan,
dan lingkungan masyarakat yang mendorong mereka untuk melakukan perbuatan yang
lebih baik.
C.
Kesimpulan.
Buddhadasa
dan Phra Brahmagunabhorn setuju bahwa keterlibatan sosial Buddhisme adalah konsep
asli dalam Buddhisme. Pandangan Phra Brahmagunabhorn didasarkan pada ajaran
sila atau vinaya, Buddhadasa didasarkan pada ajaran “Idappaccayata” atau ajaran
yang saling bergantung. Buddhadasa menfokuskan secara mendalam keterlibatan
sosial buddhisme pada hukum alam karena hukum ini mau tidak mau menentukan hubungan
sosial dalam agama buddha. sedangkan untuk pandangan Phra Brahmagunobhorn,
keterlibatan sosial buddhisme didasarkan pada sila dan vinaya yang berkaitan
dengan aturan-aturan sosial. Phra Brahmagunabhorn tidak memfokuskan sebagaimana
jauh ke dalam hukum alam seperti Buddhadasa. Meskipun demikian, Phra Brahmagunabhorn
menerima bahwa Sang Buddha menentukan aturan disiplin dari sila atau vinaya
dari pengetahuannya, menembus melalui hukum alam, dan memperoleh hukum itu
untuk menetapkan sistem sosial. Namun, Phra Brahmagunabhorn tidak menegaskan
ada sosialisme dalam dhamma atau hukum alam sebagaimana yang disampaikan oleh
buddhadasa. Menurut penulis sendiri, hubungan dan keterkaitan sosial buddhisme
dalam masyarakat sudah tertera pada Sigalovada
Sutta. Berisikan tentang hubungan sesama manusia dan lingkungan.
Referensi
Vutthikaro, Samboon. 2010. Global
Recovery: The Buddhist Perspective. The
Concepts of Socially Engaged Buddhism in Thailand. Thailand:
Mahachulalongkornvidyalaya University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar