A. Larat belakang
Bahasa Jawa merupakan budaya lokal yang sudah selayaknya dilestarikan dan mendapatkan perhatian lebih dari generasi Suku Jawa. Hal itu, dikarenakan bahasa jawa sudah menjadi salah satu simbol jati diri Suku Jawa yang tidak akan dimiliki oleh budaya suku lain di Indonesia. Saat ini kebudayaan lokal tiap daerah sudah mulai pudar termasuk bahasa jawa, ini disebabkan semakin minimnya pengguna bahasa jawa di Pulau Jawa. Akibatnya semakin banyak generasi Suku Jawa yang kehilangan identitasnya, yaitu tidak bisa berbahasa jawa dengan baik dan benar.
Pudarnya bahasa jawa di Pulau Jawa juga dipicu oleh pengaruh globalisasi sehingga para generasi muda menganggap bahasa asing lebih penting dari pada bahasa lokal. Tuntutan era globalisasi memposisikan bahasa jawa dipandang sebelah mata oleh generasi Suku Jawa. Oleh karena itu hal ini juga berdampak pada memudarnya etika sopan santun dalam budaya jawa.
B. Pembahasan
Penggunaan bahasa jawa yang semakin tahun mengalami pergeseran karena dampak arus globalisasi menimbulkan generasi muda beralih menggunakaan bahasa jawa yang baik dan benar dalam pergaulannya. Meninjau dari segala masalah yang ada, maka harus ditemukan solusi yang dapat menjembatani upaya pemerintah untuk menjaga agar budaya daerah tidak musnah dengan pengalaman nyata yang terjadi ditengah masayarakat. Di era globalisasi sudah selayaknya memanfaatkan audio visual semaksimal mungkin untuk melestarikan bahasa jawa. Metode ini diasumsikan akan lebih menarik minat siswa dalam memahami lebih jauh tentang bahasa jawa. Secara tidak langsung akan mendorong siswa untuk mempraktekkan sendiri sesuai keinginannya.
Metode audio visual dapat dimasukkan dalam pembelajaran bahasa jawa di sekolah-sekolah serta dapat diperdalam melalui kegiatan ekstrakurikuler bahasa dan budaya jawa sesuai dengan kebijakan yang ada di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk siswa yang tertarik dengan segala budaya jawa akan membentuk sebuah komunitas. Ikatan primordial yang ada pada komunitas dapat menciptakan rasa percaya diri untuk melestarikan budaya jawa karena mereka merasa mempunyai partner yang sejalan. Segala kemampuan dan kreatifitas anggota dalam komunitas tersebut akan dieksplor sehingga dapat menarik perhatian siswa lain yang sebelumnya tidak terlalu tertarik dengan budaya jawa, khususnya bahasa jawa.
Penggunaan metode audio visual yang dimasukan kedalam pelajaran muatan lokal yang ada di sekolah. Pengajar menggunakan media audio visual dengan memberikan motivasi belajar melalui media video yang menarik minat siswa untuk belajar bahasa jawa dan kebudayaannya. Seperti menonton acara yang menggunakan bahasa jawa, film yang ditonton memberikan suatu gambaran tentang bahasa jawa yang harus dilestarikan khususnya oleh generasi jawa. Selain itu, film yang ditonton juga harus melihatkan dampak negatif apabila bahasa jawa hilang dari peradaban. Sehingga, siswa akan tersentuh untuk melestarikan budaya dan bahasa jawa.
C. Kesimpulan
Bahasa jawa setiap hari semakin memudar dengan adanya arus globalisasi yang semakin deras. Program pemerintah selayaknya memberikan apresiasi yang besar terhadap budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, tidak hanya budaya dan bahasa jawa. Muatan lokal dimasukan kedalam mata pelajaran, bahkan jika perlu budaya dan bahasa dimasukan kedalam Ujian Nasional. Mungkin bahasa Inggris dan Bahasa indonesia merupakan bahasa yang wajib diketahui oleh semua siswa. Tetapi, bahasa dan budaya lokal termasuk jawa juga perlu, karena sopan santun lebih diajarkan oleh budaya lokal dibandingkan budaya dari luar negri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar