Teknologi merupakan suatu alat yang diciptakan oleh manusia untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia. Kemajuan teknologi banyak digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, dapat pembuatan pesawat luar angkasa. Ini merupakan salah satu pembuktian betapa canggihnya teknologi yang berkembang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Berbagai manfaat yang kita rasakan dari teknologi itu sendiri seringkali kita terlena sehingga kita tidak melihat dampak buruk dari kemajuan teknologi. Saya pernah membaca buku yang menyebutkan bahwa fundamentalisme agama muncul karena keserakahan dan kekhawatiran kelompok tertentu pada dampak buruk kemajuan teknologi. Mereka menuding teknologi sebagai “kambing hitam” penderitaan manusia tentu saja sangat tidak bijak jika kita menyalahkan teknologi karena sesungguhnya teknologi itu sendiri diciptakan oleh manusia sendiri.
Kemajuan dan perkembangan teknologi bukanlah sumber penderitaan atau penyebab kejahatan. Batin manusia yang dicemari noda keserakahan, kebencian, dan kebodohan itulah sumber penderitaan dan penyebab kejahatan. Manusia-manusia semacam itulah yang dengan berbagai macam cara selalu berusaha menyalahgunakan kemajuan teknologi. Ajaran Buddha Gotama ternyata hanyalah “way of life”, oleh karena itu Dhamma memandang kemajuan teknologi merupakan sebuah alat belaka, tidak lebih dan tidak kurang. Secara intrinsik tidak baik dan tidak jahat, mirip seperti sebuah pisau makan yang biasanya digunakan memotong sayur atau buah-buahan, namun disisi lain dapat pula digunakan untuk membunuh.
Melihat dan memahami dengan kejernihan, kita harus menerima realita kehidupan bahwa kemajuan dan perkembangan teknologi sudah menjadi bagian dari kebutuhan manusia dalam menghadapi proses kehidupan yang terus berubah. Kita menyambut hangat kemajuan teknologi, tetapi pada saat yang sama kita harus mempunyai “filter” sehingga penggunaan teknologi yang bercorak membangun hidup dan kehidupan lah yang menjadi pilihan kita. Sebaliknya, menghindari penggunaaan teknologi yang cenderung merusak hidup dan kehidupan. Dengan pengertian yang demikian bukan gejala perubahan yang harus dihentikan tetapi akar dari penderitaan ( keserakahan, kebencian, dan kegelapan) itulah yang harus dicabut dan dibersihkan dari mental kita masing-masing.
Mengingat bahwa masalah pokok yang dihadapi masyarakat dunia sekarang adalah penyalahgunaan intelegensi dan kemerosotan moral maka menghindar dan menakuti teknologi tentu saja bukan sikap yang tepat. Kekaguman, apalagi pemujaan terhadap teknologi atau menempatkan teknologi diatas kreatifitas dan nilai – nilai luhur manusia adalah serangkaian hal yang harus diwaspadai. Pola pikir masyarakat dunia hendaknya kembali kepada pengertian bahwa teknologi hanyalah sebagai sahabat atau alat yang bisa membantu, bukan sebaliknya manusia diperalat teknologi. Sang Buddha mengingatkan, “Hiduplah dengan pintu – pintu indria yang terjaga, pikiran yang terkendali, yang sesuai dengan kebenaran (Dhamma), yang sadar dan selalu waspada” (Anguttara Nikaya, III, 137). Sesuai pemahaman tersebut bahwa Agama Buddha mengajarkan untuk menumbuhkan nilai – nilai moral sehingga perkembangan teknologi dapat digunakan secara bijak dalam kehidupan umat manusia.
Referensi :
· Saccadhammo.2003.Menimba Kearifan di Keseharian.Jakarta : Vihara Metta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar