“Produk dari macam-macam konflik puber yang kronis dan serius, sebagai akibat ketidak mampuan orang tuanya terutama ibunya untuk memberikan tuntutan moril, pendidikan yang baik, cinta kasih dan perlindungan batin kepada anak gadisnya”(Kartika, 1992: 267).
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak, dimana seorang remaja sudah mulai berpikir lebih. Berpikir lebih misal tidak lagi bermain boneka(perempuan) dan robot (laki-laki). Mereka cenderung sibuk dengan dunianya sendiri. Fase remaja dilalui dengan lebih banyak waktu bermain diluar bersama teman-teman satu kelompok. Mulai menyukai lawan jenisnya, pintar mencari alasan, dan bila meminta sesuatu kepada orang tua tidak dituruti maka remaja berontak.
Era sekarang remaja sudah mahir dalam menggunakan media komputer, kebanyakan remaja menghabiskan waktu diwarnet dari pada di rumah, mereka asyik browsing berbagai aplikasi komputer. Adanya facebook dan twitter yang saat ini tidak asing oleh remaja membuat mereka betah seharian di warnet. Ketika mendapat tugas dari sekolah untuk mencari informasi di internet, mereka kebanyakan membuka aplikasi yang lain terlebih dahulu daripada mencari tugas.
Remaja sangat rentan konflik karena kondisi psikologinya yang sedang dalam fase peralihan. Konflik remaja yang sering terlihat di masyarakat, seperti adanya sekelompok remaja yang berkumpul bersama (genk), terkadang mereka membolos sekolah untuk pergi bersama. Jika salah satu dari anggota mereka menghadapi masalah seperti bersaing untuk mendapatkan wanita, kawan-kawannya akan ikut membantu tetapi yang sering terjadi penyelesainya dengan kekerasan / keroyokan.
Konflik remaja dari keluarga merupakan konflik yang dapat mempengaruhi kepribadian seorang remaja. Orang tua yang broken heart, membuat kondisi anak menjadi jauh dari kedua orang tuanya, contoh lain ayah sibuk dengan pekerjaannya dan ibu yang aktif dalam bidang sosial sehingga tidak ada waktu untuk anak dapat berkomunikasi lebih banyak dengan mereka.
Kondisi jiwa anak yang cemburu karena merasa tidak diperhatikan orang tuanya terutama peran ibu yang biasanya selalu mengerti keadaan anak sangat berpengaruh besar, kecemburuan anak dapat membuatnya memasuki dunia remaja yang salah, cenderung kepada pergaulan yang bebas, mencari yang ramai di hati karena merasa kesepian.
Cinta kasih, perhatian dan dukungan moril dari orang tua kepada anak sangat mempengaruhi perilaku anak, sehingga sebagai ibu yang baik seharusnya lebih menomor satukan pendidikan moril anaknya dari pada kesibukan diluar supaya masa depan anaknya dapat terwujud sesuai keinginan orang tuanya. Remaja akan merasa terlindungi jika ibunya memperhatikan apa yang anak tersebut butuhkan.
Referensi:
Kartika Kartono, 1992. Psikologi Wanita. Bandung: CV. Mandar Maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar