jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, November 10, 2011

Quantum Teaching

Quantum Teaching (Pengajaran Kuantum)    
Latar Belakang
Pada zaman sekarang, situasi dunia pendidikan yang menyenangkan, kreatif, dan tidak membosankan menjadi pilihan utama bagi para guru/fasilitator dan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).  Untuk dapat menciptakan hal tersebut dibutuhkannya suatu multimedia dalam KBM. Berdasarkan perkembangan zaman, multimedia pengajaran mengalami perkembangan. Sebagai contoh, pada beberapa tahun yang lalu masih menggunakan overhead projector (OHP) dan menggunakan media overhead transparency (OHT), akan tetapi  pada masa sekarang menjadi tidak mode dan mulai ditinggalkan. Pada perkembangannya di masa sekarang multimedia pengajaran tidak perlu pencetakan hardcopy dan dapat dibuat/dirubah pada saat KBM berlangsung. Berbagai variasi tampilan visual bahkan audio mulai dicoba, seperti animasi bergerak, video, dan rekaman dengan tujuan mendapatkan sarana bantu mengajar yang sebaik-baiknya. Namun, hasil dari pengajaran dan pembelajaran terbukti selalu kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan karena tiga hal. Pertama, perkembangan kebutuhan dan aktivitas berbagai bidang kehidupan selalu meninggalkan proses/hasil kerja atau melaju lebih dahulu dari proses KBM sehingga hasil dari KBM tidak cocok dengan kehidupan  yang diarungi siswa. Kedua, pandangan dan temuan-temuan kajian yang baru daru berbagai bidang tentang KBM, membuat paradigma filsafah dan metodologi pembelajaran yang sekarang tidak cocok lagi. Ketiga, berbagai permasalahan dan kenyataan negatif dalam KBM. Dengan demikian diharapkan mutu dan hasil KBM dapat makin baik dan meningkat.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu dan hasil dari KBM diperlukanya pembaharuan, pengembangan, dan temuan-temuan baru diberbagai bidang filsafah dan metodologi pembelajaran. Dalam beberapa tahun ini di Indonesia telah muncul berbagai filsafah dan metodologi pembelajaran yang baru yaitu kuantum. Oleh karenanya pada kesempatan kali ini kami dari kelompok VI (Enam) akan membahas model pembelajaran kuantum.
B.     Pembahasan
1.     Sejarah Kuantum
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi De Porter1).  Dialah perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran kuantum. Semenjak tahun 1982 Bobbi De Porter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran kuantum di Super Camp2). Super Camp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum dengan dibantu oleh teman-temannya3), Bobbi De Porter secara terprogram dan terencana mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum kepada para remaja di Super Camp.
Pada awal perkembangannya, pembelajaran kuantum dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja di rumah; tidak dimaksudkan sebagai metode dan strategi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan yang lebih tinggi di sekolah.  Lambat tahun, orang tua para remaja juga meminta kepada Bobbi De Porter untuk mengadakan program-program pembelajaran kuantum bagi mereka. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran kuantum merupakan filsafah dan metodelogi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukan bagi pengajaran di sekolah.

2.     Dasar Teori Pembelajaran Kuantum
Menurut De Porter, (2000: 5), kata quantum berarti “interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Jadi pengajaran kuantum  dalam pembelajaran merupakan pengubahan bermacam-macam interaksi yang terjadi di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi yang terjadi di dalam dan di sekitar momen belajar, maksudnya interaksi yang timbul di dalam ruangan (kelas) antara peserta didik dengan lingkungan belajar yang efektif. Lingkungan belajar yang efektif melibatkan semua aspek kehidupan manusia yaitu fikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan dan persepsi masa depan.
 

1)  Bobbi De Porter adalah seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis properti dan keungan, karena bangkrut  ia akhirnya mengeluti bidang pembelajaran.
2)  Super Camp yaitu sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows, Negara bagian California, Amerika Serikat.
3)  Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie.
Jadi Pendidik dalam pengajran kuantum merupakan faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa, pendidik bukan hanya sekedar pemberi ilmu, tetapi peran pendidik sebagai rekan belajar, model, pembimbing, dan fasilitaror dalam KBM. Oleh karena itu, kuantum menunjukkan kepada kita, sebagai calon pendidik mengenai cara menjadi pendidik yang baik. kuantum menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar kita lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Apapun mata pelajaran yang di ajarkan oleh pendidik, dengan menggunakan metode kuantum pendidik akan dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa.

3.     Karakteristik Umum
Pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantap-kan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum sebagai berikut:
a.      Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
b.     Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivitis-empiris, “hewan-istis” dan/ nativistis.
c.      Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstuktivis (tis), bukan positivitis-empiris, behavioristis.
d.     Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
e.      Pembelajaran kuantum menekankan pada pemercepatan dengan taraf keberhasilan tinggi.
f.      Pembelajaran kuantum menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
g.      Pembelajaran kuantum menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
h.     Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
i.       Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi.
j.       Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
k.     Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keberagaman dan ketertiban.
l.       Pembelajaran kuantum mengintregasiksn totalitas tubuh dan pikiran dalam pembelajaran.

4.     Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Prinsip dapat berarti aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau dikenal sebuah hukuman, aksioma, atau doktrin fundamental. Pembelajaran kuantum juga dibangun di atas  aturan aksi, hukum, dan/ doktrin fundamental mengenai dengan pembelajaran dan pembelajar. Setidaknya ada tiga prinsip utama pembelajaran kuantum, sebagai berikut:
a.     Bawalah Dunia Mereka ke dalam Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka.
Menurut De porter, (2004: 6-7) konsep utama quantum teaching adalah “Bawalah Dunia Mereka ke dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Dari konsep utama ini, maksudnya bila kita membaca konsep tersebut akan mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia peserta didik sebagai langkah pertama, karena tindakan ini akan memberi izin pendidik untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang luas.
Dengan mengaitkan apa yang pendidik diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, pendidik dapat membawa mereka ke dalam dunia pendidik dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. Di sinilah kosa kata baru, model, mental, rumus dan lain-lain diuraikan. Sejalan menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun pendidik mendapatkan pemahaman baru dan “dunia kita “ diperluas mencakup tidak hanya peserta didik, tetapi juga pendidik. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, peserta didik dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.

b.     Pembelajaran Merupakan Permainan Orchestra Simfoni.
Sealain memiliki lagu atau partitur, permainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum, sebagai berikut:
1)     Ketahuilah bahwa segalanya berbicara, maksudnya  segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai siakp guru, mulai dari kertas yang dibagikan pengajar hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2)     Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan, maksudnya semua yang terjadi dalam pengubahan energi menjadi cahaya mempunyai tujuan.
3)     Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan, maksudnya proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka pelajari, karena otak manusia berkembang yang akhirnya menggerakkan rasa ingin tahu.
4)     Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran, maksudnya belajar mengandung resiko. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5)     Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari, layak pula dirayakan, maksudnya segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilanya. Perayaan atas apa yang dipelajari dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

c.      Pembelajaran Harus Berdampak Bagi Terbentuknya Keunggulan.
Maksudnya yaitu, dalam pembelajaran sebagai pembentukan keunggulan, karena keunggulan dipandang sebagai jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada delapan kunci keunggulan dalam kuatum yaitu:
1)     Terapkanlah hidup dalam intrgitas, maksudnya dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar yang pada giliranya mencapai tujuan belajar.
2)     Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksan, maksudnya dalam pembelajaran kegagalan atau kesalahan dapat memberi informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut,sehingga kita dapat berhasil.
3)     Berbicaralah dengan niat baik, maksudnya dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung.
4)     Tegaskanlah komitmen, maksudnya dalam pembelajaran, baik pengajar an pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.
5)     Jadilah pemilik, maksudnya dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tampa tanggung jawab tidak mungkin terjadi KBM yang bermakna dan bermutu.
6)     Tetaplah lentur, maksudnya dalam pembelajaran, pertahankanlah kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
7)     Pertahankalah keseimbangan, maksudnya dalam pembelajaran, pertahankalah jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan agar proses dan hasil KBM efektif dan optimal.

5.     TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Kuantum
Untuk mempermudah mengingat dan untuk keperluan operasional pembelajaran kuantum dikenalkan dengan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur ini membentuk basis struktur yang melandasi model pembelajaran kuantum.
Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik pada setiap pelajaran apapun, karena pembelajaran kuantum siswa mengalami, berlatih, dan menjadian isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar.
Kerangka perancangan pembelajaran kuantum TANDUR adalah sebagai berikut:
a)     Tumbuhkan, maksudnya sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka, buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan kita ajarkan.
b)     Alami, maksudnya berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.
c)     Namai, maksudnya berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.
d)     Demonstrasikan, maksudnya Sediakan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
e)     Ulangi, maksudnya rekatkan gambaran keseluruhannya
f)      Rayakan, ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan akan menambah semangat dengan asosiasi positif.

C.    Kesimpulan
Kuantum merupakan model pengajaran dari pendidik kepada peserta didik dengan menggunakan berbagai energi dan kemampuan pendidik, supaya peserta didik tidak menjadi objek belajar bahkan menjadi subjek belajar itu sendiri. Dengan demikian KBM akan lebih efektif, karena peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam penerapan model pengajaran kuantum seorang pendidik perlunya mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, kemudian merancang KBM yang baik dan efektif untuk menjadikan siswa tertarik dan aktif dalam proses KBM berlangsung, sehingga apa yang menjadi tujuan dari KBM dapat tercapai.
Referensi :
De Porter, Bobbi. dkk. 2000. Quantum Teaching. Di terjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: PT Mizam Media Utama. http://re-searchengines.com/jelarwindabutar3-07.html (diakses  pada tanggal 21 Oktober 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar