Buddha adalah penemu Dhamma yang dikenal dalam buddhisme, dalam Buddhisme mengandung banyak ajaran diantaranya: Kausalitas (paticcasamupada), tiga sifat keberadaan (Thilakkhana), Hukum Perbuatan (karma), dan kelahiran kembali (punarbhava). Ajaran ajaran ini merupakan pokok-pokok ajaran Buddhisme yang dikenal dan dipelajari oleh umat Buddha. Meskipun ajaran tersebut dipelajari dan terjadi pada kehidupan kita, tetapi beberapa umat Buddha belum mengerti dengan benar.
Pengertian kausalitas yaitu menyebabkan suatu kejadian, saling menyebabkan hubungan yang bersebab akibat. Sedangkan pengertian kausalitas adalah kausal dan sebab akibat (KBBI. 2005:517), jadi hukum kausalitas adalah hukum sebab musabab yang saling bergantungan. kausalitas yang diajarkan oleh Sang Buddha pada Paticcasamupada, segala sesuatau yang akan terjadi akan mengalami sebab akibat. Rumusan;
"dengan adanya ini maka munculah itu"
"dengan munculnya ini maka muncullah itu"
"dengan tidak adanya ini maka tidak adanya itu"
"dengan lenyapnya ini maka lenyaplah itu"
pembahasan hukum kausalitas menerangkan muncul dan lenyapnya segalaa sesuatu, sebagai akibat langsung dari kausalitas ini adalah segala sesuatu didunia bersifat anicca, dukkha, dan anatta. yang biasa dikenal Thilakkhana tiga corak yang universal.
1. Anicca
Anicca dalam Buddhisme adalah ketidakkekalanyang sudah dibuktikan sendiri (empirik). segala sesuatu mengalami timbul dan hancur/lenyap. proses perbahan ada tiga tahap yaitu muncul, berlangsung, dan padam. hal ini merupakan perubahan yang empirik atau penilaian langsung berdasarkan penyelidikan analisis. contoh kecantikan, ketampanan, kekayaan, sifat seseorang.
2. Dukkha
Karena segala sesuatu tidak kekal maka menimbulkan ketidakpuasan. penderitaan sebenarnya disebabkan oleh adanya kemelekatan erhadap apa yang sebenarnya tidak memuaskan, sulit dipertahankan dan menyenangkan. contoh, mendapatkan nilai jelek, kekenyangan, kelaparan, sakit fisik atau batin.
3. Anatta
kaum Upanisad beranggapadan terdapat diri yang kekal. Sang Buddha mengatakan tidak ada sesuatu yang kekal dan tidak berubah yang disebut dengan diri. Kepercayaan segala sesuatu yang kekal akan mengakibatkan seseorang menderita. Paham tentang diri yang kekal akan mengarahkan seseorang terhadap sifat keakuan. Sifat keakuan itulah yang menyebabkan nafsu keinginan yang merupakan sebab dari penderitaan. Tanpa inti yang kekal berarti bertentangan dengan ajaran kelahiran kembali, adanya tanggung jawab moral, contoh, badan jasmani.
Kamma adalah perbuatan baik ataupun buruk yang dilakukan melalui ucapan, pikiran, dan badan jasmani yang disertai kehendak (sankhara) yang akan menimbulkan akibat. Dalam penentuan manusia terdapat motif yang disadari yaitu keserakahan atau keterikatan kebencian, kebodohan batin, motif ini umumnya perilaku yang jahat, perilaku yang baik alobha, adosa, amoha.
Punarbhava atau kelahiran kembali terjadi karena salah satu sebab dari empat sebab, yaitu; habisnya kekuatan janaka kamma, habisnya masa kehidupan, habisnya kekuatan janaka kamma dan habisnya masa kehidupan, dan sebab lain. kesadaran dimomen terakhir (cuti citta) milik kehidupan sebelumnya dengan cepat berlanjut dengan kesadaran pada kelahiran yang disebut kelahiran kembali dari kesadaran. Kesadaran sebelumnya mengkondisikan kesadaran selanjutnya, kesadaran lahir dan mati memberi tempat pada kesadaran baru, sehingga aliran kesadaran tanpa henti akan terus berlanjut sampai kehidupan berhenti.
Segala seuatu yang mucul, berkembang dan padam adalah mengalami proses, penulis akan memulai dari hasil suatu proses bagaimana manusia mengalami proses kelahiran. Kelahiran kembali ada karena adanya perbuatan baik ataupun buruk yang dilakukan yang akan berakibat sesuai dengan perbuatan yang dilakukan dan kehendak untuk hidup kembali. Kelahiran suatu mahkluk mengalami suatu proses yang panjang dapat dijelaskan melalui kausalitas, proses kelahiran sulit untuk mengetahui sebab yang mengawalinya, dalam paticcasamupada sebab terdekat yang membuat muncul proses lain karena avijja yang sebagai akar lobha, dosa, moha, sehingga muncul sebab lain untuk terus menjadi tumbuh, timbul, berlangsung dan padam. Dengan adanya pergantian suatu proses maka hal ini dapat diketahui bahwa segala sesuatau yang terkondisi mengalami tiga sifat keberadaan. Kelahiran juga dicengkram oleh tilakkhana.
Segala sesuatu yang muncul, berkembang, dan padam pasti melalui proses yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi, proses-proses itu dimunculkan oleh proses lain sehingga memunculkan proses yang baru, proses yang baru akan menimbulkan proses selanjutnya. Proses-proses itu dipengaruhi oleh tiga sifat keberadaan yang menjadi sebab adanya kamma dan kelahiran kembali. Buddhisme memandang bahwa kelahiran terjadi berulan-ulang sebab dari karma dan proses yang panjang. Oleh karena itu kita sebagai umat Buddha tidak seharusnya tidak menganggap bahwa segala sesuatu ada sebab dan akibat dari apa yang kita lakukan dan tidak mengalami proses yang terus berlanjut hingga terhentinya penderitaan dan mencapai Nibbana.
Referensi;
- Kalupahana, David J. 1986. Filsafat Buddha. Jakarta; Erlangga.
- Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka.
- Piyadassi, Mahathera. 2003. Spektrum ajaran Buddha. Jakarta; YPB Tri Ratna.
- Panjika. 2004. Kamus Besar Buddha Dhamma. Jakarta; Tri Satva Buddhist Center.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar