SUDUT PANDANG DALAM DIALOG
Dalam setiap negara, terdapat bermacam-macam agama. Antara agama yang satu dengan yang lainnya tentu memiliki ajaran yang berbeda yang diyakini. Namun, meskipun berbeda-beda harusnya antar agama tidak saling bermusuhan tapi tetap rukun agar tercipta keharmonisan antar agama. Karena pada zaman sekarang ini banyak sekali permasalahan yang timbul dikarenakan salah paham atau perbedaan pendapat di antara para pemeluk agama.
Contohnya orang Kristen Barat yang merendahkan dan bahkan destruktif terhadap kelompok agama lain, seperti terhadap Yahudi di Eropa abad pertengahan dan modern dan orang-orang pertama dari Amerika. Dalam kasus-kasus seperti itu dapat diamati bahwa banyak dari mereka yang seagama tapi tidak lebih baik. Bahkan kadang-kadang lebih buruk, daripada anggota agama lain. Meskipun demikian, orang Kristen seperti itu mungkin memiliki sengatan keraguan tentang aspek pendekatan pluralis.
Menurut Geoffrey Parrinder yang menulis bahwa:
“Posisi pluralis dalam memuaskan jika diartikan bahwa semua agama adalah sama”. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pluralitas agama akan dapat harmonis apabila setiap orang dapat menghargai dan berpandangan bahwa semua agama adalah sama. Perlu juga adanya keyakinan bahwa semua agama adalah jalan yang sama validnya lebih atau kurang untuk keselamatan atau pembebasan. Untuk mendefinisikan keselamatan dengan cara yang sangat konkret yaitu sebagai perubahan yang sebenarnya dalam diri manusia. Perubahan tersebut dapat diidentifikasikan oleh buah-moralnya. Jadi keselamatan atau pembebasan sesorang juga dapat dipengaruhi oleh buah moral yang dalam agama Buddha disebut karma.
“Posisi pluralis dalam memuaskan jika diartikan bahwa semua agama adalah sama”. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pluralitas agama akan dapat harmonis apabila setiap orang dapat menghargai dan berpandangan bahwa semua agama adalah sama. Perlu juga adanya keyakinan bahwa semua agama adalah jalan yang sama validnya lebih atau kurang untuk keselamatan atau pembebasan. Untuk mendefinisikan keselamatan dengan cara yang sangat konkret yaitu sebagai perubahan yang sebenarnya dalam diri manusia. Perubahan tersebut dapat diidentifikasikan oleh buah-moralnya. Jadi keselamatan atau pembebasan sesorang juga dapat dipengaruhi oleh buah moral yang dalam agama Buddha disebut karma.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar