jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Selasa, Februari 28, 2012

The Concept Of Beauty In Buddhism

A. Pendahuluan
     Hampir semua orang meyenangi keindahan (kecantikan), orang-orang berharap dapat menemukan suatu hal yang indah atau yang cantik. Sesuatu yang indah akan membuat seseorang merasa senang, puas, dan melekat. Keindahan atau keadaan yang indah dapat menyebabkan kemelekatan seperti seorang laki-laki yang melihat gadis cantik, dan ingin memilikinya begitu halnya dengan seorang perempuan. Kecantikan luar merupakan kecantikan yang dapat dilihat secara langsung melalui panca indera atau mudah untuk dilihat. Namun, sebenarnya kecantikan itu ada dua yitu; eksternal dan internal.
B. Pembahasan.
     Menurut KBBI (2000:193) kecantikan adalah keelokan (tata wajah muka), kemolekan. Keindahan adalah sifat-sifat (keadaan dan sebaginya) yang indah, keelokan alam Indonesia (KBBI, 2000:429). Jadi secara Umum kecantikan itu merupakan keelokan dari berbagai objek seperti penampilan dan cara bersikaap seseorang. Kecantikan adalah kenikmatan visual dari orang, binatang, objek, atau adegan, dan juga kenikmatan suara, musik yang memberikan kesenangan bagi indera.
     Agama Buddha memandang bahwa kecantika itu ada dua jenis yaitu kecantikan eksternal dan internal. kecantika luar adalah kecantikan dari tubuh yang menyebabkan kemelekatan seseorang. seperti wajah yang cantik atau tampan. sedangkan moral atau spiritula (internal) adalah kecantikan yang sulit dilihat secara langsung seperti memiliki hati yang baik, tidak menebar kebencian. Menurut agama Buddha, penanaman sikap yang benar untuk keindahan sangat penting. Lebih baik mengembangkan pengalaman spiritual karena akan mampu melepaskan seseorang dari materi duniawi dan sebagimana menemukan bahwa kecantikan fisik bukan ynag paling mewah. Puncak dari proses spiritual  yaitu terlepas dari dunia, dunia sensual, dengan berpengetahuan luas tentang dunia, mengetahui hidup yang sebenarnya. Konsep kecantikan utama dijantung budaya buddha adalah aspirasi dari yang tidak dalam mengejar kenikmatan sensual, hutan dengan flora dan fauna adalah penginapanyang menyenangkan. Ini terlihat dalam Theragatha mana ucapan-ucapan yang dibuat oleh para biarawan dan biarawati dalam memuji alam sekitarnya di hutan dimana mereka menhabiskan sebagian besar hidup mereka. Ungkapan rasa bahgai karena telah mampu mencapai pencerahan. kecantikan luar biasa disebut dengan samutti karena kecantika luar itu bersifat duniawi dan bersifat relatif. malasekera (1985, 597-598) Vagga of the Anguttara Nikaya (1, 3-4)
The Buddha addresses the monks and tells them that he does not know of any other single thing so powerful in giving rise to the psychological state of sensual lust (kamachanda) or to increase there of as the feature of beauty in things (subha-nimitta). subha-nimitta is the general human tendency of getting attached to anything that is pleasureable to the organs of sense: it is an object, material, or metal that serves as a basic for that thoght of attacment to them leads to loss of insight and true knowladge.
keindahan organ atau tubuh memang menimbulkan perasaan senang namun hal ini akan menjadikan seorang kehilangan perhatian dan pengetahuan yang sesungguhnya karena akan menyebabkan kemelekatan.
Salah kisah tentang kecantikan yaitu kisah kisah Khema Teri. Ratu Khema merupakan istri utama dari Raja Bimbisara. Ia sangat cantik dan juga sangat sombong. Tetapi setelah mendengar ajaran sang Buddha dan melihat penampakan seorang gadis yang lebih cantik dan akhirnya setelah beberapawaktu kemudian kecantikan berubah menjadi jelek, menjadi wanita jompo dan akhirnya ratu Khema menjadi sadar akan kesombongannya.
C. Kesimpulan.
     Dari penjelasan dapat penulis simpulkan bahwa konsep kecantikan dalam agama Buddha adalah kecantikan luar atau fisik  dan atau moral (spiritual). Dalam hal ini kecantikan yang utama adalah kecantikan moral karena akan membawa seseorang pada ketidakmelekatan dan menuju pada pembebasan derita. seseorang yang memiliki moral yang baik akan memiliki bekal untuk mendapatkan hasil yang baik pula yaitu kebahagiaan. Untuk memiliki kecantikan moral dapat dilatih dengan berbagai hal seperti belajar, mencari pengetahuan, berlatih meditasi dengan objek Asubha (hal-hal yang menjijikan). Dengan demikian sesorang akan mampu untuk tidak bersikap sombong, tidak membanggakan wajah tampan atau cantik.
Referensi
  • Malasekera. 1985. Encychlopedia Of Buddhism. London
  • Tim Penyusun. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka
  • Tim Penyusun. 2000. Panduan Tripitaka. Klaten; Vihara Bodhivamsa.
  • http://www.4ui.com/eart.html(diakses tanggal 17 Februari 2012)
  • http://www.samaggi-phala.o.id/tipitaka/kisah-khema-theri/ (diakses tanggal 21Februari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar