1. BRAHMAJÄLA SUTTA (D.I.I)
Dibabarkan : SB kpd pr Bhikkhu di Ambhalatthika, Rajagaha.
LB : Perbincangan antara Suppiya Paribbajjaka (menjelek-jelekkan Sang Tiratana) dengan muridnya Brahmadatta (memuji-muji Sang Tiratana).
Intinya:
1. SB menguraikan ttg Cula Sila, Majjhima Sila, & Maha Sila
2. SB menjelaskan ttg 62 pandangan salah yg banyak dianut oleh orang di dunia, yaitu:
a. 18 Pandangan masa lampau
1. Pandangan Eternalis (atta & loka adalah kekal=Sassatavada)
2. Pandangan semi Eternalis (atta & loka sebagian kekal & sebagian tidak kekal = Sassataassatavada)
3. Pandangan Ekstensionis pandangan yg menyatakan bahwa atta & loka terbatas & tidak terbatas = antanantikavada)
4. Pandangan Yg berbelit (pandangan yg menjawab pertanyaan secara berbelit-belit, membingungkan = Amaravikkepikavada)
5. Pandangan ttg asal mula segala sesuatu. Itu adanya secara kebetulan (adiccasamuppanikavada).
b. 44 Pandangan yg berkaitan dengan masa yg akan datang.
a) Pandangan setelah meninggal atta kesadaran tetap ada (udamagathanikasannavada).
b) Pandangan setelah meninggal atta tanpa ada kesadaran (Udamagathanikaassanivada).
c) Pandangan setelah meninggal Atta ada kesadaran & tidak ada kesadaran, Anihilasi : pandangan yg menyatakan bahwa pandangan/kesadaran itu hancur, lenyap, binasa (ucchedavada),
d) Pandangan ttg pencapaian kebahagiaan mutlak dlm kehidupan sekarang.
Ada empat jenis tumimbal lahir yaitu:
1. Jalabuja Yoni = melalui kandungan.
2. Andajayoni = melalui telur.
3. Sansedajayoni = melalui kelambapan.
4. Opapatika Yoni = secara spontan.
2. SAMANNAPHALA SUTTA (D.I.2)
Dibabarkan : SB kpd raja Ajatasattu di hutan Ambavana milik Jivaka Komarabhacca di Rajagaha.
LB : Pertanyaan raja Ajatasattu ttg faedah yg nyata dr kehidupan seorang Samana.
Intinya: SB menjelaskan pahala seorang samana pd masa sekarang ini, yaitu :
a) Ia mempunyai sila yg sempurna
b) Memiliki pengendalian terhadap indria.
c) Memiliki perhatian murni & perhatian jelas.
d) Mempunyai kepuasan terhadap empat kebutuhan pokok.
e) Mempunyai pikiran yg bebas dr nafsu keinginan.
f) Memperoleh/mencapai Jhana.
g) Mempunyai pengetahuan tinggi (vijja).
R. Ajatasattu menceritakan beberapa pendapat petapa yg lain yaitu:
1. Purana Kassapa
Ia menerangkan teori Akiriyavada (tiada perbuatan). dlm perbuatan dana, mengendalikan diri, menjaga indera-indera & berbicara benar, tiada suatu tindakan dr perbuatan itu, atau dengan kata lain tiada penambahan kebajikan.
2. Makkhali Goshala
Ia menerangkan teori ttg Samvara Suddhi (penyucian melalui proses Samvara). Bahwa seseorang yg mengembara dlm Samvara pd akhirnya akan terbebas dr penderitaan selama batas waktu tertentu. Ia juga menerangkan bahwa tidak ada sebab ataupun dasar dr adanya makhluk-makhluk.
3. Ajita Kesakambala
Ia menerangkan teori Ucchedavada (pemusnahan). Hal ini diterangkan bahwa orang bodoh & bijaksana adalah sama, setelah mati mereka akan hancur, musnah & selanjutnya tidak ada kelahiran kembali, tidak ada yg dinamakan sedekah, pengorbanan/persembahan, dunia ini, dunia sana, ibu, ayah, kelahiran melalui rahim, orang tua, & tiada pertapa yg mencapai kesempurnaan.
4. Pakuddha Paccayana
Ia menerangkan suatu pendapat yg sama sekali menyimpang dr persoalan itu. “bahwa tujuh kelompok dasar tidak dibuat, diciptakan, tidak menghasilkan, tidak bergerak, tidak berkembang, tidak menyebabkan keenakan, kesakitan maupun keduanya. Ketujuh kelompok dasar itu adalah tanah, air, api, udara, kenikmatan, kesakitan dengan faktor kehidupan sbg yg ke-7.
5. Nigantha Nathaputta
Ia menerangkan teori pengendalian diri/Catuyama-Samvara yaitu:
a. Seorang Nigantha hidup mengendalikan diri dr semua air –bebas dr ikatan/penderitaan (Nigantha).
b. Seorang Nigantha menggunakan air, seseorang yg batinnya telah berada dlm pencapaian tujuan (Gatattho).
c. Seorang Nigantha menyingkirkan semua air, orang yg batinnya telah terkendali (yattato).
d. Seorang Nigantha melumuri semua air, orang yg batinnya terpusat (Thitatto).
6. Sanjaya Belattha Putta.
Ia menerangkan pandangannya yg berbelit-belit ttg apakah ada/tidak/bukan ada & bukan tidak ada dunia lain, makhluk opapatika, dr hasil perbuatan baik & buruk, sth meninggal adanya kehidupan atau tidak.
Pengetahuan tinggi terdiri dr:
1. Pubbenivasanussatiññana : kemampuan melihat tumimbal lahir berulang-ulang.
2. Vipassanaññana : kemampuan /pengetahuan ttg hakekat kehidupan ini.
3. Manomaya Iddhi : kekuatan menciptakan kekuatan pikirannya u/ kepentingannya sendiri.
4. Dibba Cakkhu : kemampuan u/ melihat alam lain & melihat muncul lenyapnya makhluk-makhluk.
5. Dibba Sota : kemampuan u/ mendengarkan suara makhluk dr alam lain.
6. Iddhividdhi : kesaktian yg masih bersifat duniawi.
7. Cetto Pariyayaññana : kemampuan u/ membaca pikiran orang lain.
8. Asalvakkhayaññana : kemampuan u/ menghancurkan kekotoran batin.
3. AMBHATTA SUTTA (D.I.3)
Dibabarkan : SB kpd Brahmana Ambhatta di hutan Icchanankhala.
Berkenaan : Ambatha diperintahkan Brahmana Pokharasadi (gurunya) u/ menyelidiki ke-32 tanda SB, apakah sesuai atau tidak.
Intinya :
a. Menelusuri garis keturunan dr Ambhatta yg berasal dr Kanhäyana; dijelaskan bahwa nenek moyang dr Ambhatta adalah suku Kanhäyana yg pd waktu itu merupakan pelayan dr raja Okkaka & menikah dengan putri dr raja Okkaka yg bernama Kuddharupi & tidak lain adalah nenek moyang dr suku Sakya.
b. Adanya 4 kasta yg berlaku pd masa itu & seperti yg dikatakan oleh Ambhatta kpd SB dengan kata-kata sbg berikut “Gotama, ada empat Kasta (Vannä) yaitu : Khattiya, Brähmana, Vessa, & Sudda. & diantara keempat kasta ini, Gotama, tiga kasta, yaitu Khattiya, Vessa, & Sudda sesungguhnya adalah pelayan dr kaum Brahmana”. Dr kata-kata ini jelaslah bahwa kaum brahmana dianggap sbg kaum yg paling terhormat dlm sistem kemasyarakatan pra Buddhis atau kemasyarakatan kaum brahmana. Menanggapi pernyataan ini kemudian oleh SB dijelaskan bahwa orang akan mencapai kesempurnaan tidak ada hubungannya dengan kelahiran, keturunan, perkawinan & kepahaman, ttp dr kesempunaan pengetahuan & kesucian tingkah laku, selain itu SB juga menjelaskan ttg kesempuranaan sila; penjagaan pd pintu Indria. Merasa puas dengan ke 4 kebutuhan pokok seorang Samana (Saddhara Santhuti), Panca Nivarana & Dhamma secara berurutan, serta Dhamma yg hanya diperoleh oleh seorang Buddha.
c. Panca Nivarana : Kammacanda, Byapada, Thina-Midha, Udhacca-Kukucha, Viccikica..
4. KUTADANTA SUTTA (D.I.5)
Dibabarkan : SB kpd Brahmana Kutadanta di mangga, di Kerajaan Magadha.
Berkenaan : Pertanyaan Brahmana Kutadanta ttg upacara pengorbanan.
Intinya :
SB memberikan wejangan ttg upacara pengorbanan yg mudah dilaksanakan serta menghasilkan pahala yg besar & kemajuan yg lebih baik, yaitu:
1. Melakukan dana secara terus-menerus kpd Samana yg melaksanakan Sila.
2. Membangun tempat-tempat suci atau Vihara.
3. Berlindung kpd Sang Tiratana.
4. Dana yg dilakukan dengan melaksanakan Sila.
5. Melaksanakan Meditasi sehingga mencapai Jhana-jhana I,II,III,& IV serta menaklukkan sepuluh belenggu-belenggu batin (Dasa Samyojana).
5. KEVADDA SUTTA (D.I.11)
Dibabarkan : SB kpd Kevadha di Pakkatika Nalanda.
Berkenaan : Permohonan Upasaka Kevadda agar SB memerintahkan kpd siswanya u/ menunjukkan kekuatan batin yg melebihi manusia biasa.
Intinya : SB memberikan uraian-uraian ttg 3 macam keajaiban”.
a. Keajaiban mengesankan (Iddhi Patihariya).
Kemampuan u/ merubah diri menjadi banyak atau sebaliknya, menghilang diri & muncul, berjalan diair, duduk diangkasa, & lain sebagainya.
b. Keajaiban membaca pikiran orang lain (Ceto Pariyayaññana).
Kemampuan u/ membaca pikiran & perasaan orang lain.
c. Keajaiban Ajaran.
Kemampuan u/ mengajarkan Dhamma sehingga kekotoran batin menjadi lenyap sehingga bisa merealisasikan kebahagiaan tertinggi (Nibbana).
6. MAHA PADANA SUTTA (D.II.14)
Dibabarkan : SB kpd pr Bhikkhu di Kareri Kuti Jetavanarama, Savatthi.
Berkenaan : Pembicaraan ttg sebab akibat pd kehidupan yg lampau.
Intinya:
- SB menjelaskan ttg kemampuan mengingat & mengulang kembali semua fakta kehidupan berkat penembusan & kekuatan pr dewa.
- SB menguraikan kisah secara lengkap ttg SB Vipassi
- .SB menguraikan ttg kemunculan Buddha Vipassi, Buddha Sikkhi, Buddha Vessabhu, Buddha Kakkhusanda, Buddha Konagamana, Buddha Kassapa, & Buddha Gotama Sendiri”. yg disertai dengan uraian ttg:
a. Kappa (masa).
b. Golongan Sosial.
c. Keluarga.
d. Usia.
e. Pohon penerangan (Bodhi).
f. Dua murid utama.
g. Jumlah pengikut pertemuan agung (Sanipata).
h. Bhikkhu Pembantu (Bhikkhu Upagatambhaka).
i. Ayah.
j. Ibu.
k. Kelahiran dlm kerajaan.
Dengan beberapa keterangan sbg berikut:
1. SB Vipassi (91 Kappa)
2. SB Sikhi (31 Kappa)
3. SB Vesssabhu (31 Kappa)
4. SB Kakkusandha (masa bumi sekarang)
5. SB Konagamana (masa bumi sekarang)
6. SB Kassapa (masa bumi sekarang)
7. SB Gotama (masa bumi sekarang)
7. MAHA NIDANA SUTTA (D.II.15)
Dibabarkan : SB kpd pr Bhikkhu di Kota Kammassodhamma-Kuru
Berkenaan : Pernyataan Bhikkhu Ananda, bahwa ajaran Paticca Sammupada begitu
Intinya : SB menerangkan ttg suatu rangkaian mendlm ttp mudah ditelaah.
Hukum Paticca Sammuppada yg terdiri atas 12 mata rantai (Nidana) ttg kondisi-kondisi dlm sebab-musabab yg saling bergantungan.
1. Avijja (Kegelapan batin)
2. Sankhara (Bentuk-bentuk Kamma)
3. Viññana (Kesadaran)
4. Nama-rupa (Batin & Jasmani)
5. Salayatana (Enam landasan Indria)
6. Phassa (Kontak)
7. Vedana (Perasaan)
8. Tanha (Nafsu keinginan)
9. Upadana (Kemelekatan)
10. Bhava (Penjelmaan/penjadian)
11. Jati (Kelahiran)
12. Jara-marana (Ketuaan & kematian)
Dasar Ajaran Paticca Samuppada adalah:
“Dengan adanya ini, adanya itu; dengan timbulnya ini, maka timbullah itu; dengan tidak adanya ini, maka tidak ada itu; dengan Dua belas mata rantai (Nidana) yaitu:
lenyapnya ini, maka lenyaplah itu”.
8. MAHA PARINIBBANA SUTTA (D.II.16)
Dibabarkan : SB kpd Patih Vassakara di bukit Gijjhakutta, Rajagaha.
Berkenaan : Perintah raja Ajjattasatu kpd patih Vassakara u/ meminta nasehat SB sebelum berperang melawan Suku Vaji.
Intinya : SB memberikan Khotbah ttg beberapa aspek yg paling mendasar & penting dlm ajaran SB yaitu :
a. Tujuh Syarat Kesejahteraan Suatu Bangsa :
1) Sering berkumpul mengadakan musyawarah.
2) Dlm musyawarah selalu menganjurkan perdamaian.
3) Menetapkan peraturan baru & meneruskan peraturan yg lama.
4) Menunjukkan rasa hormat & bakti kpd orang yg lebih tua.
5) Melarang keras adanya penculikan-penculikan terhadap wanita-wanita dr keluarga
6) Menghormati tempat-tempat suci
7) Menghormati orang-orang yg patut dianggap suci
b.Tujuh Syarat Kesejahteraan Bagi Pr Bhikkhu :
1) Sering berkumpul & bermusyawarah u/ mencapai mufakat.
2) Dlm pertemuan itu selalu menganjurkan persatuan & kesatuan serta perdamaian.
3) Tidak menetapkan peraturan baru & menghapus peraturan lama.
4) Selalu berbuat sesuai Vinaya.
5) Menghormati & berbakti kepada Bhikkhu yg lebih tua.
6) Menyenangi hutan sbg tempat tinggal yg lebih tenang.
7) Mengembangkan pikiran yg baik dengan rekan sepenghidupan
c. Tujuh Sifat Baik :
1) Keyakinan.
2) Rasa malu u/ berbuat jahat.
3) Rasa akut akan akibat dr perbuatan jahat.
4) Banyak pengetahuan.
5) Keteguhan batin.
6) Perhatian yg kuat.
7) Kebijaksanaan.
d.Tujuh macam pencerapan :
1) Memiliki pengertian ttg ketidak kekalan (Anicca).
2) Mengembangkan pengertian ttg ketanpa akuan (Anatta).
3) Mengembangkan pengertian ttg ketidak indahan tubuh.
4) Mengembangkan pelenyapan pandangan salah.
5) Mengembangkan pelenyapan kekotoran batin.
6) Mengembangkan pelenyapan nafsu.
7) Mengembangkan penghentian Dukkha.
e. Enam Syarat Yg Harus Diingat :
1) Saling mengasihi & menyayangi dlm perbuatan.
2) Saling mengasihi & menyaygi dlm ucapan.
3) Saling mengasihi & menyaygi dlm pikiran.
4) Membagi perolehan dengan adil.
5) Melaksanakan kehidupan suci dengan sila yg tidak dilanggar/tidak ternoda.
6) Mengembangkan pandangan benar u/ melenyapkan penderitaan.
f. Tujuh Faktor Penerangan Sejati (Bhojanga) :
1) Perhatian (Sati)
2) Penyelidikan Dhamma (Dhamma Vicaya)
3) Bersemangat (Viriya)
4) Kegiuran dlm meditasi (Piti)
5) Ketenangan (passsadhi)
6) Meditasi (Samadhi)
7) Keseimbangan batin (Upekkha)
g. Raungan Singa Sariputta.
Dlm akhir Khotbah ini Bhikkhu Sariputta mengungkapkan Raungan Singa Sariputta yaitu; ungkapan keyakinan Bhikkhu Sariputta kepada Sang Bhgava akan pencapaian penerangan Sempurna.
h.Kesunyataan Mulia (Ariya Sacca)
1) Dukkha Ariya Sacca (kesunyataan mulia ttg Dukkha).
2) Dukkha Samudaya Ariya Sacca (kesunyataan mulia ttg sebab dr Dukkha).
3) Dukkha Niroda Ariya Sacca (kesunyataan mulia ttg lenyapnya Dukkha).
4) Dukkha Niroda Gamini patipada Ariya sacca (kesunyataan mulia ttg jalan menuju lenyapnya Dukkha) yaitu jalan tengah yg beruas delapan, yaitu :
a) Samma Ditthi : Pandangan Benar
b) Samma Sankhappa : Pikiran Benar
c) Samma Vaca : Ucapan Benar
d) Samma Kamantha : Pebuatan Benar
e) Samma Ajiva : Mata Pencaharian Benar
f) Samma Vayama : Usaha Benar
g) Samma Sati : Perhatian Benar
h) Samma Samadhi : Samadhi Benar
i. Delapan sebab Gempa bumi.
1) Bumi yg luas terbentuk dr zat cair, zat cair terbentuk dr udara & udara ada diangkasa. Apabila udara bertiup maka zat cair tergoncang. Kegoncangan zat cair ini menyebabkan bumi bergetar. (terbentuknya bumi/dunia)
2) Apabila seorang pertapa mempunyai kekuatan batin yg besar, seseorang yg telah memperoleh kekuatan u/ mengendalikan pikirannya, mengembangkan pemusatan pikiran yg hebat pd unsur bumi, & pd suatu tingkatan yg tak terbatas pd unsur Zat cair, ia juga dapat menyebabkan bumi bergetar.
3) Ketika Bodhisattva meninggalkan surga tusita & lahir melalui rahim seorang ibu yg penuh pengertian & perhatian besar.
4) Ketika sang Bodhisattva lahir.
5) Ketika Bodhisattva mencapai kesempurnaan, yg maha sempurna, tak ada yg meyamainya & sungguh luar biasa kesempurnaannya.
6) Ketika SB memutar Dhamma cakka (Roda Dhamma)
7) Ketika SB bertekad meneruskan hidupnya.
8) Ketika SB Maha parinibbana.
j. Permohonan Mara.
Mara memohon kepada SB agar segera mengakhiri hidupnya.
SB menjawab: “sebelum pr Bhikkhu/ Bhikkhuni/ Upasaka/ Upasika menjadi siswa-siswa Ku yg benar-benar bijaksana dlm melaksanakan peraturan-peraturan yg benar-benar, cakap, terpelajar, memelihara Dhamma, hidup sesuai Dhamma, berpegang teguh pd pimpinan yg telah ditetapkan, telah mempelajari kata-kata Sang Guru, dapat menerangkan, mengkhotbahkannya, mengumumkannya, menyusun, mengartikannya, menerangkan secara seksama, membuatnya menjadi jalas, dapat memberikanpenjelasan secara sempurna sehingga menimbulkan keyakinan pd setiap orang bahwa Dhamma dapat membawa kebebasan terakhir/Nibbana.
Mara : Pembawa kematian., nafsu, godaan, tabiat buruk/sifat yg jahat.
Lima macam mara :Pancakhanda, Aktivitas kamma, Kematian, Kekotoran batin, Makhluk yg menyerupai dwa.
Pasukan mara terdiri dr :
1. Nafsu Indera 6. Sifat pengecut
2. Ketidakpuasan 7. Ketidakpastian
3. Kelaparan 8. Sifat keras kepala
4. Nafsu Keinginan 9. Dapat pujian yg sebenarnya tak
diperoleh
5. Mengantuk 10.Memuji diri sendiri, menjelekkan
orang.
k. Nasehat SB.
“Dhamma merpakan pengetahuan langsung yg telah kuajarkan u/ dipelajari benar-benar, u/ memelihara benar-benar, mengembangkan serta mempraktekkan Dhamma secara berulang-ulang”.
Dhamma yg telah kuajarkan :
1) Empat Usaha benar.
a) Usaha yg rajin agar keadaan-keadaan yg jahat & buruk tidak timbul pd diri seseorang.
b) Usaha yg rajin menghilangkan keadaan-keadaan yg jahat & buruk yg telah timbul pd diri seseorang.
c) Usaha yg rajin menimbulkan keadaan-keadaan yg baik pd diri seseorang.
d) Usaha yg rajin menjaga keadaan-keadaan yg baik yg telah timbul & tidak membiarkan lenyap.
2) Empat Dasar Kekuatan Batin.
a) Kesadaran pd penyelidikan terhadap badan jasmani (kayanupassana).
b) Kesadaran pd penyelidikan terhadap perasaan (Vedananupassana).
c) Kesadaran pd penyelidikan terhadap Pikiran (Cittanupassana).
d) Kesadaran pd penyelidikan terhadap Kesan-kesan pikiran (Dhammanupassana).
3) Lima Bakat Batin.
a) Mempunyai bakat/keahlian dlm pemikiran akan memasuki jhana.
b) Mempunyai bakat/keahlian dlm memasuki jhana.
c) Mempunyai bakat/keahlian dlm menentukan waktu berap[a lama hendak berada dlm jhana.
d) Mempunyai bakat/keahlian dlm pemikiran akan keluar dr jhana.
e) Mempunyai bakat/keahlian dlm peninjauan jhana.
l. Enam Kekuatan Batin.
a) Kemampuan u/ mengingat kelahiran yg lampau.
b) Kemampuan u/ melihat alam-alam lain & kesanggupan melihat muncul & lenyapnya makhluk-makhluk yg bertumimbal lahir sesuai dengan Kammanya masing-masing.
c) Kemampuan u/ membasmi kekotoran batin.
d) Kemampuan u/ membaca pikiran orang lain.
e) Kemampuan u/ mendengar suara-suara dr makhluk-makhluk yg berada dialam lain.
f) Kekuatan magis.
m. Cermin Kebenaran.
Lb : Adanya kerisauan Bhikhu Ananda yg kemudian menanyakan kepada SB bahwa setiap makhluk harus mengalami kematian.
Isi : SB menganjurkan kepada pr Siswa agar memiliki keyakinan yg tidak tergoyahkan pd kebenaran/sifat-sifat luhur dr SB, Dhamma, & Sangha.
Cermin kebenaran adalah sbg suatu sarana u/ melihat kebenaran yg hakiki sehingga seseorang melalui pandangan benar dapat melihat hidup ini dengan sewajarnya. SB memberikan khotbah Cermin kebenaran ini bertujuan agar pr siswa dapat mawas diri
n.4 (Empat) Tempat Ziarah (Dharmayatra).
1) Tempat kelahiran Sidhatta Gotama (Taman Lumbini).
2) Tempat pertapa Gotama mencapaia penerangan sempurna & menjadi Buddha (Bodh Gaya).
3) Tempat dimana SB memutar Roda Dhamma (Dhammacakka) di Taman Rusa Isipatana, Baranasi.
4) Tempat SB mencapai Maha Parinibbana (di Kusinara)
o.Cara Menghormat Badan Wadaq/Jenasah/Jasad Dr SB.
1) Membungkus dengan 500 balutan kain linen.
2) Membungkus dengan 500 balutan kain wol.
3) Menempatkan jenasah yg sudah dibalut kedlm sebuah peti pembuluk yg dicat Meni.
4) Menempatkan jenasah diatas tempat pembakaran jenasah yg dibangun dengan beraneka macam kayu wangi/cendana.
5) Membangun stupa bekas tempat pembakaran jenasah/badan wadaq SB.
P. (Empat) Pencapaian Istimewa.
1) Bhikkhu Sangha dapat melenyapkan kekotoran batin selama hidupnya & mendapatkan kebebasan batin melalui kebijaksanaan.
2) Bhikkhu Nanda dapat menghancurkan 5 belenggu yg rendah & menghancurkan keinginan u/ hidup di alam dewa & tak akan terlahir lagi didunia. Juga Upasaka Sudatta mampu menghancurkan 3 belenggu & menjadi seseorang yg akan dilahirkan sekali lagi.
3) Upasika Sujata dapat menghancurkan 3 belenggu yg rendah & menghancurkan keinginan u/ hidup di alam dewa & tak akan terlahir lagi didunia.
4) Upasaka Kakhuda dapat menghancurkan 5 belenggu yg rendah & menghancurkan keinginan u/ hidup di alam dewa & tak akan terlahir lagi didunia.
q. Santapan Terakhir Dr SB
Ada dua macam makanan yg mempunyai pahala & nilai kebaikan sama yg melebihi nilai dr semua dana makanan yg lainnya :
1) Dana makanan yg pertama kali dimakan oleh SB setelah mencapai penerangan sempurna.
2) Dana makanan yg terakhir kali dimakan oleh SB sebelum Maha Parinibbana (sukkharamandava = jamur atau rebung persembahan dr Cunda)
Pahala/kebajikannya yaitu :
1. Mempunyai kesejahteraan
2. Panjang umur
3. Rupawan
4. Kemuliaan
5. Terlahir di alam surga
r. Nasehat Terakhir Dr SB.
1) Apabila dikehendaki, Sangha dapat menghapus peraturan-peraturan kecil (Khuddaka Sikkhapada).
2) Kenakanlah hukuman Brahmadanda kepada Chana setelah SB Maha Parinibbana.
- Chana mendapat hukuman B bahwa Channa merasa berperan pd pelepasan Agung (Mahabhiniskrama) & Chana merasa paling dekat dengan SB.
- Brahmadanda = Bhikkhu Channa bisa bercakap-cakap apa saja yg diinginkannya kepada pr Bhikkhu, sedangkan pr Bhikkhu lain tidak boleh berbicara, menegur atau memperingatkannya.
3) Segala sesuatu adalah tidak kekal berusahalah dengan sungguh-sungguh (Vaya dhamma sankhara appamadena sampadeta).
S. Sikap Bhikkhu terhadap wanita.
1) Jangan memandang wanita.
2) Selalu sadar terus & memusatkan pikiran.
T. Tahapan memasuki Parinibbana.
1) SB memasuki keadaan penghentian, pencerapan & perasaan.
2) SB memasuki keadaan bukan pencerapan maupun tidak bukan pencerapan.
3) SB memasuki keadaan kekosongan.
4) SB memasuki keadaan kesadaran tak terbatas.
5) SB memasuki keadaan ruangan tak terbatas.
6) SB memasuki Jhana ke-4
7) SB memasuki Jhana ke-3.
8) SB memasuki Jhana ke-2.
9) SB memasuki Jhana ke-1
10) SB memasuki Jhana ke-2.
11) SB memasuki Jhana ke-3.
12) SB memasuki Jhana ke-4.
13) SB memasuki keadaan ruangan tak terbatas.
14) SB memasuki keadaan kesadaran tak terbatas.
15) SB memasuki keadaan kekosongan.
16) SB memasuki keadaan bukan pencerapan maupun tidak bukan pencerapan.
17) SB memasuki keadaan penghentian, pencerapan & perasaan.
U. Pembagian Sisa Jasad Sb
1. Raja Ajjatasatu (Magadha)
2. Suku Licchavi (Vesali)
3. Suku Sakya (Kapilavattu)
4. Suku Boli (Alakapa)
5. Suku Koliya (Ramagama)
6. Kaum Brahmana (Vetthadipa)
7. Kaum Malla (Pava)
8. Suku Malla (Kusinara)
9. MAHAGOVINDA SUTTA (D.II.19)
Dibabarkan : SB kpd Pancasikha Gandabaputo di Bukit Gijakuta-Rajagaha
Berkenaan : Cerita Pancasikja ttg kunjungannya ke surga, dimana ia bertemu dg Brahmana Sanamkumara yg mengisahkan ttg Mahagovinda.
Intinya : SB ingat semua cerita Pancasikha & Beliau menjelaskan bahwa dia sendirilah Si Mahagovinda tsb.
10. MAHASAMAYA SUTTA (D.II.20)
Dibabarkan : SB kpd pr Bhikkhu di Mahavana Kapilavatthu.
Berkenaan : Kunjungan pr dewa dr 10.000 tata Surya. Pd pertemuan agung ini pr dewa memberikan pujian kpd pr Bhikkhu yg memusatkan pikiran, menjaga Indera & berjalan tanpa noda.
Intinya : SB memberitahukan uraian nama-nama pr dewa pd pertemuan agung itu & pr dewa menghormati SB dg mengucapkan syair sebanyak 151 baris.
11. PÄYÄSI SUTTA (D.II.23)
Dibabarkan : B. Kumara Kassapa kpd Pangeran Payasi di Hutan Simsapa (sebelah utara kota Settaviya, Kosala).
Berkenaan : Pangeran Payasi yg berpandangan salah ttg tidak adanya alam kehidupan lain, tidak ada makhluk yg lahir melalui rahim ibu, tidak adanya buah/akibat dr perbuatan baik maupun buruk.
Intinya: Bhikkhu Kumara Kassapa memberikan ajaran-ajaran kepada Pangeran Payasi dlm bentuk perumpamaan-perumpamaan” ttg empat alam yaitu neraka, surga, Tavatimsa & Nibbana.
12. MAHASATIPATTHANA SUTTA (D.II.22)
Dibabarkan : SB kpd pr Bhikkhu di kamasadhana di Suku Kuru.
Berkenaan : Prihal mensucikan makhluk hidup dr derita agar dapat mencapai Nibbana
Intinya :
- (meditasi) yaitu kesadaran badan jasmani, rangsangan indriya, perasaan & pikiran.
- SB menjelaskan ttg 4 landasan kesadaran SB menjelaskan ttg 4 kesunyataan agar makhluk hidup berbahagia & dapat mencapai Nibbana.
13. PATIKA SUTTA (D.II.24)
Dibabarkan : SB kpd Pertapa Bhagavagotta di Anupiya, Suku Malla.
Lb : Pertanyaan pertapa Sunakhata Liccaviputta yg telah meninggalkan Dhamma & Vinaya serta telah mengikuti guru lain krn SB tidak mau menunjukkan kekuatan batinnya & tidak menerangkan asal mula benda.
Intinya :
Terdapat 2 hal yg penting yaitu ttg pertunjukkan kemampuan batin & asal mula segala sesuatu yaitu :
a. Pertunjukkan kemampuan batin.
1) Pertapa Korakkatiya yg dianggap Sunakkhata sbg arahat dlm tujuh hari lagi akan meninggal & terlahir sbg makhluk Kalakanja.
2) Pertapa Kandaramasuka yg terhormat diantara suku Vajji bersumpah selama hidupnya sbg pertapa telanjang, tidak makan bubur & nasi, tidak melewati Bahuputta Cetiya ttp tidak lama lagi pertapa tsb akan mengenakan pakaian & kawin seperti apa yg dikatakan oleh SB.
3) Petapa Patika yg terkenal di Vesali dlm kemampuan pengetahuan, berdebat melebihi kemampuan SB.
b. Asal mula segala sesuatu.
Akan tiba suatu saat cepat atau lambat, setelah berakhirnya suatu masa yamg lama dunia ini akan hancur & berevolusi. Ketika hal itu terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di alam Abhassara. Mereka hidup di alam itu dengan kekuatan pikiran, hidup dengan kenikmatan, memancarkan cahaya dr tubuh mereka & kehidupan ini berlangsung terus dlm keindahan, dlm suatu masa yg lama sekali.
Akan tiba pd suatu saat cepat atau lambat bumi mulai berevolusi dlm pembentukan kembali, ketika hal ini terjadi alam brahmana nampak kosong. Ada sesosok makhluk yg krn nasa hidupnya telah habis & pahalanya ia meninggal dr alam Abhassara terlahir ke alam Brahma. Di alam Brahma ia hidup dengan kekuatan pikiran, dengan kenikmatan, memancarkan cahaya dlm keindahan dlm suatu masa yg lama sekali. Krn ia tinggal dialam itu terlalu lama & sendirian maka perasaan tidak puas & kerinduan muncul dlm dirinya.
14. CAKKAVATI SIHANADA SUTTA (D.II.26)
Tmp : SB kpd pr Bhikkhu di Matula, kerajaan Magadha.
Berkenaan: SB memberikan nasehat kepada pr Bhikkhu “agar menjadikan diri sendiri sbg pelita, berlindung kepada diri sendiri, & jangan berlindung kepada orang lain, hidup dlm Dhamma sbg pelita & Dhamma sbg pelindung & tidak berlindung pd yg lain”.
Intinya :
- SB menjelaskan ttg raja dunia dg berbagai tingkat penyelewengan moral & pemulihannya serta ramalan ttg Buddha Maitreya yg akan datang.
- SB menjelaskan ttg cerita raja dunia bernama Dalhaneni, 7 macam permata yg dimiliki raja dunia, roda kewajiban maharaja & pahala berjalan dlm Dhamma, terinci sbb :
a. Tujuh Macam Permata Raja Dunia :
1. Cakka 5. Wanita
2. Gajah 6. Kepala Rumah Tangga
3. Kuda 7. Penasehat
4. Permata
b. 12 Roda Kewajiban Raja Dunia :
1. Hidup dlm kebenaran
2. Berbhakti, hormat & bersujud pd kebenaran
3. Pujalah kebenaran
4. Sucikan diri dg kebenaran
5. jadikanlah dirimu sbg panji kebenaran
6. Menjaga dg baik keluarga, rohaniawan & binatang
7. Jangan biarkan kejahatan terjadi di kerajaan
8. Jadikanlah kebenaran sbg tamumu
9. Memberikan dana kpd orang miskin
10. Selalu datang menemui Samana
11. Mendengar Dhamma dg penuh perhatian
12. Menghalangi rakyat u/ berbuat jahat & agar berbuat baik
c. Pahala Seorang yg Berjalan di Jalan Dhamma :
1. Usia akan bertambah
2. Kecantikan ; Seorang Bhikkhu melaksanakan Patimokkha
3. Kebahagiaan ; Menjauhkan diri dr nafsu & tercapailah Jhana.
4. Kekayaan ; Seorang Bhikkhu memancarkan Catur Paramita keseluruh dunia.
5. Kekuatan ; Siswa mampu melenyapkan kekotoran batin sehingga pd kehidupan sekarang dlm keadaan senang.
15. LAKKHANA SUTTA (D.II.30)
Dibabarkan : SB kpd pr Bhikkhu di Jetavana, Savathi.
LB: Mengenai ke- 32 tanda manusia besar (Maha Purissa).
Intinya : SB menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan cara hidup bagi manusia yg memiliki 32 tanda manusia besar adl:
1. Jika hidup sbg manusia biasa ia akan menjadi raja dunia.
2. Jika hidup sbg pertapa, maka ia akan menjadi Sammasambuddha.
Penjelasan dr 32 tanda Mahapurissa.
1) Telapak kaki rata.
- Kekuatan masa lampau.
Terlahir sbg manusia yg melakukan perbuatan besar, dermawan, berdisiplin, melaks. hari Uposatha, menghormati orang tua, pr pertapa, pendeta, & pimpinan.
- Akibat/ hasil jika sbg raja Cakkavati.
Penakluk bukan dgn kekerasan, Melainkan dgn kebenaran, penguasa dunia sampai batas lautan, kerajaan yg bebas dr penjahat, kuat, sejahtera, bahagia, & bebas dr bencana.
- Akibat /hasil jika sbg Sammasambuddha.
Tidak dapat ditaklukkan oleh musuh.
2) Telapak kaki terdapat cakra dengan seribu jeruji.
- Kekuatan masa lampau
Terlahir sbg manusia yg hidup demi kebahagiaan orang lain, menghilangkan rasa takut & teror, meynyediakan kebutuhan orang banyak & memberikan perlindungan.
- Akibat/hasil jika sbg raja Cakkavati.
Memiliki banyak pengikut, brahmana, penduduk, rakyat, bendahara, pengawal, penjaga, pelayan.
- Akibat /hasil jika sbg Sammasambuddha.
Memiliki banyak pengikut, Bhikkhu/Bhikkhuni, Upasaka/Upasika, dewa, dsb.
3) Tumit bagus, jari-jari panjang & potongan tubuh agung.
- Kekuatan masa lampau
Terlahir sbg manusia yg menolak melakukan pembunuhan, hidup dengan baik hati & kasih sayg, menjalin persahabatan, simpati kepada semua makhluk.
- Akibat/hasil jika sbg raja Cakkavati.
Ia akan berusia panjang, selama hidupnya tidak ada orang yg akan membunuhnya.
- Akibat /hasil jika sbg Sammasambuddha.
Ia akan berusia panjang, tidak ada lawan pertapa, dewa, mara, brahmana yg dapat membunuhnya.
4) Kemaluan terbungkus selaput.
- Kekuatan masa lampau
Terlahir sbg manusia yg mempersatukan keluarga, teman-teman, orang yg telah lama berpisah.
- Akibat/hasil jika sbg raja Cakkavati.
Ia akan mempunyai anak yg banyak lebih dr seribu orang.
- Akibat /hasil jika sbg Sammasambuddha.
Ia akan mempunyai pengikut yg banyak & umumnya mencapai tingkat kesucian.
5) Tangan & kaki halus.
- Kekuatan masa lampau
Ketika terlahir sbg manusia, ia memiliki 4 dasar simpati, dermawan, bicara yg menyenangkan, melakukan perbuatan yg berguna & adil.
- Akibat/hasil jika sbg raja Cakkavati.
Semua pengikutnya Brahmana, penduduk, rakyat, & nelayan.
- Akibat /hasil jika sbg Sammasambuddha.
Semua pengikutnya, Bhikkhu/Bhikkhuni, Upasaka/Upasika teratur baik.
16. SIGALOVADA SUTTA (D.II.31)
Dibabarkan : SB kpd Sigala di Rajagaha.
Lb: Sigala yg salah mengartikan dlm menyembah ke-6 arah mata angin.
Intinya: SB menjelaskan ttg kewajiban seorang umat dengan menguraikan bahwa pemujaan ke-6 arah tersebut adalah kewajiban terhadap 6 kelompok orang yg harus dihormati (Timur ; Orang Tua-Anak, Selatan ; Guru-Murid, Barat ; Istri-Anak, Utara ; Sahabat-Sanak keluarga, Atas ; Pr brahmana-pertapa & Bawah ; Pelayan-Karyawan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar