jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Selasa, Februari 28, 2012

Prospect for Pluralism: Voice and Vision in the Study of Religion 1

A. Latar Belakang Masalah
     Suatu negara tidak terlepas dari berbagai masalah, salah satu masalah yaitu dalam bidang keagamaan, khususnya di Indonesia yang memiliki berbagi jenis agama. Dengan demikian akan menyebabkan berbagai masalah yang muncul dari perbedaan masing-masing agam dan pemeluk agama tersebut. Pluralisme agama merupakan tantangan akademik, sispil dan teologis. Pertemuan orang dari tradisi agama yang berbeda konteks kehidupan beragama sering menimbulkan berbagai pertanyaan dari agama yang satu dengan agama yang lain. Melihat banyak permasalahan yang muncul antara keyakinan yang diyakini dengan agama lain merupakan tantangan akademik bagi siswa tentang agama yang akan mendapatkan wawasan kedalam dinamika kehidupan beragama. Pluralisme agam juga merupakan masalah kemasyarakatan penting bagi warga masyarakat yang semakin beragam.
B. Pembahasan.
1. Pluralisme dalam dekade lalu.
     Tantangan Pluralisme bukan untuk melenyapkan atau menghapus perbedaan, juga untuk kelancaran keluar perbedaan, melainkan utnuk menemukan cara-cara hidup yang berhubungan dengan alasan yang muncul merupakan tantangan yang perlu diperdebatkan dalam komunittas agama. Pada bahasan kali ini di bahas dua hal yaitu Ekstimisme dan Pluralisme agama.  Ekstremisme merupakan tantangan besar pertama yang telah mengubah wajah bidang adalah visibilitas meningkat dan kekerasan dari banyak gerakan keagamaan dan politik agam radikal diseluruh dunia. tantangn besar kedua adalah tantangan pluralisme agama. Gerakan global kemasyarakatan sebagai migran ekonomi , dan pengungsi politik dan gerakan global bisnis dan teknologi telah membuat masyarakat semakin beragam dan kompleks. Prospect untuk masalah pluralisme dimulai dengan kemampuan untuk memberikan suara kepada keragaman suara dalam diri sendiri. masalah pluralisme agama berpengaruh pada masalah yang lain seperti masalah polotik, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.
2. Pluralisme sebagai tantangn dalam dunia akademik
    demikian manusia dari jaman lalu sampai sekarang semakin berkembang dari dekade lama sampai dekade baru atau dekade tertentu sampai dekade selanjutnya muncul adanya perbedaan, pemikiran-pemikiran baru. Masalah Pluralisme juga membuat tantang bagi kaum pelajar, para cendekiawan, para sarjana untuk mengungkapkan tentang suara dari masing-masing pemeluk agama, mengungkap perbedaan agama yang membuat seseorang saling berdebat. dalam berbagai negara terdapat beberapa universitas atau sekolah-sekolah tentang pendidikan agama, yang mana di dalamnya banyak pelajar yang membentuk berbagi gerakan.
3. Pluralisme sebagai masalah Civic
    Pluralisme sebagai masalah civic maksudnya bahwa agama berpengaruh dalam masalah kewarganegaraan. Kondisi masyarakat antara negara satu dengan negara yang lain berbeda-beda. "Pengakuan Iman Amerika adalah ciptaan yang unik buday Protestan tidak setuju" Huntington 2004:68. Nilai-nilai inti yang sangat protestan: kebebasa, kesetaraan, demokrasi, haksipil, non-doskriminasi, dan supremasi hukum. Para sarjana dalam studi agama memiliki suara publik. suara yang akan dilakukan bukan hanya karena perpekstif ilmiah bawa ke isu-isu publik, tetapi juga karena kesetiaan kami berjanji sebagai warga negara.
4. Pluralisme Sebagi Masalah Teologis
    Teologi memiliki arti luas, revolusi yang sedang berlangsung dari tradisi iman oleh penganut, praktisi dan para pemimpin dari suatu tradisi. Pemahaman teologi tidak ada dalam masyarakat tetapi ada dalam diri komunitas sendiri. Kehidupan pluralisme di Indonesia, tradisi gama yang beragam hidup bersama dalam kontek kota dan desa, pernikahan dan keluraga, banyak cerita yang menggambarkan cara-cara orang biasa mengharapkan untuk berdamai dengan perbedaan. pluralisme agama merupakan jembatan pembangun yang bertujuan bukan untuk menghilangkan budaya yang berbeda agama, melainkan untuk menghubungkan dari perbedaan yang ada.
     Mempelajari dinamika pereseran kehidupan beragama di dunia yang serba cepat, perubahan global akan membutuhkan  yang terbaik dari generasi baru sarjana, waspada terhadap cara-cara yang muncul  dari berpikir, bertindak dan menghubungkan seluruh tradisi agama dan budaya serta cerdik dalam menganalisis tentang aapa yang sedang terjadi yang akan menghasilkan pemikiran baru. Pemikiran baru tersebut mampu memadai dalam dunia masyarakat untuk abad  keduapuluh satu dan kehudupan keagamaan juga akan membutuhkan yang terbaik dari refleksi teologis dalam setiap tradisi keagamaan. pemikiran teologis baru yang responsif terhadap tantangan baik seculastism dan pluralisme agama.
C. Kesimpulan
     dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pluralisme merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat agama. dalam pluralisme orang-orang berbicara mengenai perbedaan agama, perbedaan ajaran. Namun sebenarnya dengan adanya perbedaan agama tidak menjadikan orang-orang yang berrada didalamnya untuk saling menonjolkan agamanya masing-masing, perbedaan tidak harus disamakan. Perbedaan gama harus mampu membuat orang-orang yang berada dalam agama tersebut untuk salinh memahami, belajar tentang perbedaan tersebut. biarpunorang menganggap bahwa ajaran agama yang ini sesuai dengan kehidupan tetapi sifat fanatik perlu dihindari karena sikap fanatik akan menimbulkan masalah baru dan menyebabkan kerenggangan suatu hubungan, harapan kedepan untuk pluralisme adalah ketika para sarjana, guru, dan orang-orang, masyrakat memberikan peluang untuk saling memberikan suara, visi bagi berbagai agama maka akan membuat suatu pemahaman, wawasan dan mampu menciptakan perdamaian dalam kehisupan. Sehingga ketika pemeluk agama satu memahami tentang perbedaan agama dan pemeluk agama lain akan tercipta kondisi yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar