PROSPECT UNTUK PLURALISME:
SUARA DAN VISI DALAM STUDI AGAMA
Berbicara mengenai agama, merupakan hal yang paling membingungkan. Sebab, aliran yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan pendapat sesuai dengan konsep agama yang dianut. Beberapa ulama agama yang mengikuti dialog antar agama sudah mencari kesamaan-kesamaan dalam perbedaan agama yang dianut. Padahal kita tahu bahwa perbedaan beragama dapat menjadi salah satu penyebab perang dunia ketiga. Ada seseorang yang berkata “Agama adalah sebuah racun”, jelas sekali agama merupakan racun untuk penganut suatu agama yang tidak memiliki toleransi antar lain agama. Hingga muncul suatu gerakan yang ektrim dari salah satu agama seperti munculnya terorisme. Maka dari itu, ulama agama yang memiliki pandangan untuk menghapus rasa perbedaan dengan mencari persamaan-persamaan antar lain agama. Padahal sudah diketahui bahwa perbedaan agama bukan untuk menghapus perbedaan akan tetapi untuk menemukan cara hidup. “The challenge of pluralism is not to obliterate or erase difference, not to smooth out differences under a universalizing canopy, but rather to discover ways of living, connecting, relating, arguing, and disagreeing in a society of differences”. Tetapi, perbedaan agama lebih menitik beratkan pada keharmonisan bermasyarakat dengan mengerti perbedaan yang ada antara mereka, bukan untuk mencari suatu persamaan. Dengan mengerti perbedaan yang dimiliki tentu seseorang diharapkan memiliki rasa toleransi antar lain agama dan umat agama. Selain itu, juga memiliki rasa menghargai antar lain agama, dengan mengerti agama saya berbeda dengan agama mereka. Dengan perbedaan yang dimiliki pula tidak menimbulkan perang agama tetapi lebih menuju kearah kehidupan yang sejahtera.
Referensi:
Eck, Diana L. 2006. Prospects for Pluralism: Voice and Vision in the Study of Religion, \On Journal of The American Academy of Religion. Oxford; English.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar