jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Rabu, Februari 15, 2012

MONOGAMI DALAM AGAMA BUDDHA

MONOGAMI DALAM AGAMA BUDDHA
A.    Pendahuluan
Suatu agama di Negara Indonesia menjadi hal yang sangat dipentingkan, bahkan setiap hal yang menjadi pokok kemajuan negara selalu memiliki unsur agama. Terutama karena adanya suatu golongan atau aliran yang mengatasnamakan agama sebagai hal yang penting untuk mengatur ahklak manusia. Memang benar, suatu agama menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap perubahan ahklak manusia. Baik kearah yang baik atau yang buruk. Di Indonesia terdapat Agama yang mengijinkan umatnya memiliki istri lebih dari satu. Akan tetapi, bagaimana dengan agama Buddha...? apakah Sang Buddha menajarkan umatnya sebagai Poligami atau poliandri, bahkan poligami...?
B.     Pembahasan
Sesuai dengan ajaran sang Buddha yang bersifat cinta kasih secara universal, Sang Buddha tidak mengajarkan umatnya sebagai poligami atau poliandri. Meskipun ajaran-Nya Universal Love tetapi secara tegas Sang Buddha tidak memperbolehkan Umat sebagai Poliandri atau poligami. “Seorang pria yang telah menikah pergi ke wanita lainnya yang tidak berada dalam ikatan pernikahan, hal tersebut dapat menjadi sebab keruntuhannya sendiri” (Dhammananda; 60:2008). Maka dari itulah, Sang Buddha mengajarkan umat manusia mengenal sebab akibat yang akan didapat dari perbuatan yang dilakukan. Baik perbuatan baik atau buruk pasti akan membawa hasil. Apalagi jika seorang suami mendatangi wanita lain yang bukan istrinya atau berniat untuk memperistri maka hal itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri dan keluarga. Banyak masyarakat yang akan berpikir bahwa dia merupakan orang yang tidak puas terhadap apa yang sudah dimiliki.
C.     Kesimpulan
Agama Buddha mengajarkan umatnya sebagai orang yang monogami. Seorang yang poligami atau poliandri sama saja dengan penghianat (orang yang telah berhianat kepada istri/suami). Maka, dengan kata lain Sang Buddha juga tidak mengajarkan umatNya untuk menjadi seorang penhianat.

Referensi:
Dhammananda, V. K. Sri. 2008. Rumah Tangga Bahagia Dalam Sudut Pandang Agama Buddha. Vidyasena; Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar