VITAKKASANTHANA SUTTA
(Menghilangkan Pemikiran yang Menggaggu)
Latar Belakang
Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, taman milik Anathapindika, Savatthi. Dimana khotbah yang diberikan ini mengenai cara melawan munculnya buah pikir yang tak bermanfaat dengan memunculkan buah pukir yang bermanfaat, yaitu dengan cara harus memberikan perhatian lima tanda yang digunakan untuk pengembangan batin yang lebih tinggi.
Inti Sutta
Menjelaskan tentang lima tanda yang harus diperhatikan seorang Bhikkhu yang sedang mengembangkan batin yang lebih tinggi.
Ketika seorang bhikkhu memperhatikan beberapa tanda, dan berdasarkan pada tanda itu, muncul dalam dirinya pikiran-pikiran buruk dan jahat yang berhubungan dengan keinginan indera, kebencian dan kebodohan. Bilamana seorang Bhikkhu dapat mengendalikan dan melenyapkan pikiran-pikiran buruk maka pikiran akan menjadi kokoh, tenang, terpusat dan terkonsentrasi.
Kelima tanda itu adalah:
1. Bagaikan seorang tukang kayu atau pembantunya yang dapat mengeluarkan, memindahkan dan mengganti sebuah pasak kasar dengan pasak halus.
2. Bagaikan seorang pria atau wanita, muda, remaja, yang menyenangi perhiasan, akan ketakutan, menderita dan muak jika bangkai ular, anjing atau mayat digantungkan di lehernya.
3. Bagaikan orang bermata baik yang tidak mau melihat bentuk-bentuk yang terjangkau oleh pandangan akan menutup mata atau memalingkan pandangannya.
4. Bagaikan seseorang berjalan cepat berpikir: ‘Mengapa saya berjalan cepat? Bagaimana bila saya berjalan perlahan?’ dan ia akan berjalan perlahan; kemudian ia berpikir: ‘Mengapa saya berjalan perlahan? Bagaimana bila saya berdiri?’ dan ia akan berdiri; kemudian ia berpikir: ‘Mengapa saya berdiri? Bagaimana bila saya duduk?’ dan ia akan duduk; kemudian ia berpikir: ‘Mengapa saya duduk? Bagaimana bila saya berbaring?’ dan ia akan berbaring. Dengan melakukan seperti itu, ia akan mengganti setiap posisi yang kasar dengan yang halus.
5. Bagaikan seseorang kuat menangkap kepala atau bahu dari orang lemah dan memukulnya, memaksanya, dan menghancurkannya.
Akhir Sutta
Ketika ia memperhatikan untuk menenangkan bentuk-bentuk pikiran dari pikiran-pikiran yang buruk, dengan menggertak gigi dan menekankan lidah pada langit-langit mulutnya, ia memukul, mendesak dan menghancurkan pikiran dengan pikiran, maka pikiran-pikiran buruk jahat akan dapat ditinggalkannya, dan pikirannya menjadi kokoh, tenang, terpusat dan terkonsentrasi. Bhikkhu ini disebut sebagai ahli pikiran kasar. Ia akan memikirkan pikiran apa pun yang ingin ia pikirkan dan ia tidak memikirkan apa yang ia tidak ingin pikirkan. Ia telah memutuskan keinginan (tanha), menghempaskan belenggu-belenggu (samyojana), dan dengan sempurna menembus kesombongan (mana) ia melenyapkan penderitaan.Demikianlah yang dikatakan oleh Sang Bhagava. Akhir dari Sutta itu para Bhikhu merasa puas dan gembira.
Pesan Moral
![](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar