jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Selasa, Maret 20, 2012

Khandhaka dan Parivara

Khandhaka
Bagian Khandhaka terbagi menjadi dua macam, yaitu;

  1. Maha Vagga
  2. Culla Vagga



  1. Maha Vagga mengandung catatan rangkaian peristiwa mulai sesaat setelah mencapai penerangan sempurna sampai terbentuknya Sangha dan berbagai cara penabhisan  calon bhikkhu serta peristiwa-peristiwa yang menyebabkan timbulnya suatu peraturan pelatihan. Peraturan pelatihan itu berada tidak termasuk Patimokha sila dan terdiri atas;
  • Mahakhandha, bagian ini mengenai peristiwa sesaat setelah mencapai penerangan sempurna hingga terbentuknya Sangha dan berbagai metode penerimaan menjadi bhikkhu. menjelaskan tentang Upasampada.
  • Uposatha Khandhaka, bagian ini mengenai pengumuman hari-hari uposatha dan berbagai jenis sima. Sima adalah tempat penabhisan para Bhikkhu.
  • Vassupanayika Khandhaka, bagian ini mengenai memasuki vassa dan cara pelaksanaannya; yang disampaikan oleh Mahinda kepada Raja Devanampiyatissa bagai mana perlunya mendirikan sebuah vihara do cetiyagiri.
  • Pavarana Khandhaka, bagian ini mengenai hari pavarana, pada saat ini bhikkhu diminta untuk berbicara satu dengan yang lainnya terntang setiap kesalahan atau perilaku yang tidak patut yang mereka lihat, dengan atau curigai yang dilakukan selama vassa; dan bilamana pelaksanaan vassa itu gagal.
  • Camma Khandhaka, bagian ini mengenai doperbolehkannya bhikkhu memakai sandal oleh Sang Buddha.
  • Bhesajja Khandhaka, bagian ini mengenai peraturan-peraturan untuk bhikkhu yang akan menjalankan operasi dan pemakaian obat-obatan yang diperbolehkan oleh Sang Buddha.
  • Kathina Khandhaka, bagian ini mengenai peraturan latihan yang berhubungan dengan bahan jubah dan enam jenis jubah yang diperbolehkan untuk bhikkhu.
  • Champoyya Khandhaka, bagian ini mengenai kegiatan-kegiatan Sangha yang patut dan yang tidak patut. Kasus bhikkhu-bhikkhu Campa.
  • Kosambika Khandhaka, bagian ini mengenai perselisihan di kosambi dan di hutan Parileyyaka sewaktu Sang Buddha menjalankan vassa ke-10. Kasus bhikkhu-bhikkhu di Kosambi.
2. Culla Vagga mengandung catatan sejarah peraturan pengelolaan Sangha sampai kepada Sanghanaya ke II, seratus tahun setelah Sang Buddha Parinibbana. Di dala Culla Vibhanga, hal-hal yang dikupas dalam Culla Vibhanga diberikan secara lebih ringkas bila dibandingkan dengan Maha Vibhanga.
  • Kamma Khandhaka, bagian ini mengenai tindakan-tindakan for,al yang harus diambil oleh Sangha dalam keadaan tertentu,
  • Parivasika Khandhaka, bagian ini mengenai tingkah laku bhikkhu yang dalam masa percobaan karena beberapa pelanggaran disiplin,
  • Samuccaya Khandhaka, bagian ini mengenai hukuman dan rehabilitas seelah menjalankan hukuman,
  • Samatha Khandhaka, bagian ini mengenai masalah hukum dan penyelesaiannya,
  • Kudhakavatthu, bagian ini mengenai pelanggaran-pelanggaran ringan seperti memelihara jenggot dan kumis,
  • Senasana Khandhaka, bagian ini mengenai perilaku yang baik para bhikkhu di dalam tempat tinggal (kuti),
  • Sanghabeda Khandhaka, bagian ini mengenai peristiwa-peristiwa yang menjurus ke perepecahan Sangha yang disebabkan oleh Devadatta,
  • Vatta Khandhaka, bagian ini mengenai kegiatan-kegiatan rutin keviharaan dan pelaksanaan-pelaksanaan sehari-hari, seperti pindapata, makan dan berdiam dalam hutan,
  • Patimikhathapana Khandhaka, bagian ini mengenai saat pembacaan Pathimokha,
  • Bhikkhu Khandhaka, bagian ini mengenai Sanghayana pertama,
  • Sattasati Khandhaka, bagian ini mengenai Sanghayana Kedua,
PARIVARA
Parivara merupakan rangkuman dan pengelompokan peraturan-peraturan dalam Vinaya yang disusun dalam bentuk tanya jawab untuk tujuan memberikan petunjuk dan pemeriksaan. Aturan-aturan dalam Sutta Vibhanga dan Khandhaka-Khandhaka disertai cerita-cerita mengenai terjadinya aturan itu. Beberapa diantaranya benar-benar formal, yang semata-mata menunjukan bahwa para Bhikkhu atau beberapa Bhikkhu telah melakukan pelanggaran atau mengikuti kebiasaan tertentu yang menyebabkan Sang Buddha menetapkan suatu ketetapan. Akan tetapi, cerita yang nyatadimasukan dalam Mahavagga dan Cullavagga serta sutta dari Sutta Pitaka.
Aturan-aturan penerimaan dalam Sangha didahului oleh cerita mengenai kejadian setelah mencapai Peneranga Sempurna, awal pembabaran Dhamma dan penerimaan siswa-siswa pertama. Cerita mengenai Rahula diberikan sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk menerima pabajja. Aturan-aturan mengenai perpecahan adalah tingkah laku Devadatta.


Referensi;
2003. Materi Kuliah Agama Buddha untuk Perguruan Tinggi Agama Buddha (Kitab Suci Vinaya Pitaka) hal 9-12. CV. Dewi Kayana Abadi; Jakarta.
sebagian kata-kata sudah diganti oleh penulis. Foe Ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar