jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Maret 01, 2012

Perbedaan Sains Dalam Agama Buddha


   Di zaman modern ini dimana sains mulai mempertanyakan kebenaran dari ajaran-ajaran agama terkemuka di dunia ini, kita sering mendengar orang-orang beragama yang mengaku agama mereka selaras dengan ilmu sains moderen.  Bahkan Presiden Amerika, Barack Obama, sekalipun mencalonkan Francis Collins sebagai direktur National Institute of Health (NIH), institusi yang memiliki dana uang terbesar dalam riset sains.  Dr. Francis Collins adalah seorang umat Kristen yang mengaku bahwa ilmu sains modern tidak bertentangan dengan agama Kristen.   
   Sepertinya urusan agama ini selalu dikaitkan hampir ke semua aspek kehidupan ini, baik itu politik, sains, bisnis, dan lain sebagainya.  Masalahnya adalah agama tidak dapat dicampur adukan dengan hal-hal lain di dunia ini, termasuk di antaranya adalah politik dan sains.  Ketika kita mencampur adukan agama dan politik, maka apa yang akan terjadi adalah agama dari penduduk mayoritas membentuk hukum-hukum di negara tersebut.  Penduduk dari agama minoritas menjadi tersudut. Hidup bermasyarakat menjadi tidak harmonis.  Akan tetapi karena di dunia ini terdapat terlalu banyak orang yang fanatik, yang merasa agama merekalah yang terbaik, yang menaruh agama mereka di atas segala-galanya, maka tak heran para politikus selalu mencoba mengambil nama agama untuk memenangkan posisi mereka. 
   Kenyataan ini terlihat di pemilihan presiden di Indonesia dan di Amerika.  Di Indonesia, isteri-isteri dari calon presiden menaruh iklan-iklan dengan foto berjilbab mereka dengan harapan masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam akan memilih suami mereka.  Di Amerika, gosip-gosip yang menyebarluas tentang Barack Obama adalah penganut Islam tidak lain adalah supaya masyarakat Amerika yang mayoritas Kristen tidak memilih Barack Obama sebagai presiden.  Ini telah menjadi siasat umum dari para politikus. 
   Seperti layaknya agama dan politik, agama dan sains juga tidak bisa selaras sepenuhnya karena prinsip dasar mereka yang cukup berbeda.  Agama menekankan pada keyakinan, sedangkan sains justru menekankan pada observasi terhadap fenomena bermateri.  Ruang lingkup sains tidak mencakup hal-hal yang tak bermateri (spiritual).  Ruang lingkup agama justru adalah spiritual.  Beda prinsip dasarnya saja cukup membuat kita menolak keselarasan antara agama dan sains. 

Referensi:
Ivan Taniputera. 2003. Sains Modern dan Buddhisme. -------: Karaniya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar