jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Desember 08, 2011

Ajaran Sang Buddha sebagai Pondasi Hidup

Ajaran Sang Buddha sebagai Pondasi Hidup
Di jaman sekarang ini moral masyarakat sudah semakin merosot dilihat dari berbagai kebiasaan buruk yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya kalangan remaja yang sering tidak mengindahkan nilai-nilai agama maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh tindakan yang terjadi di lingkungan kehidupan sebagai wujud menurunnya moralitas adalah tindak kejahatan, seks bebas, pergaulan bebas, eksploitasi hewan, pembuangan sampah sembarangan. Tindakan-tindakan seperti itu akan merugikan bagi diri orang yang melakukan, orang lain maupun bagi lingkungan hidup. Maka harus ada upaya untuk menanggulangi atau mencegah supaya tindakan-tindakan buruk tidak terjadi lagi atau dapat berkurang. Salah satu upaya yaitu dengan adanya pendidikan agama, karena dengan belajar agama manusia akan memiliki modal untuk mengetahui sesuatu yang bermanfaat atau tidak bermanfaat. Selain itu pendidikan akan dapat mengubah cara pandang seseorang mengenai berbagai hal yang dapat menjadi pegangan hidup. Semua agama mengajarkan ajarannya dengan caranya masing-masing namun tujuannya sama yaitu untuk mencapai kebahagiaan. Begitu pula dalam agama Buddha, pendidikan agama diberikan dari sejak dini yaitu mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari keluarga anak diajar dan dibimbing oleh orang tuanya, di sekolah oleh para gurunya dan hidup di masyarakat yaitu melalui pergaulan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Menurut Kung, Chin (2006: 10) Buddhisme adalah sistem pedidikan yang berasal dari  Buddha Sakyamuni yang mirip dengan sistem pendidikan yang berasal dari Khonghucu, karena keduanya memiliki segi-segi pandang dan metode-metode yang mirip. Tujuan pendidikan Buddhisme adalah untuk mencapai kebijaksanaan. Saya setuju dengan pendapat Kung karena memang benar pendidikan Buddhis ditemukan dan diajarkan oleh Buddha Sakyamuni (dalam sekte mahayana) dan Buddha Gautama (dalam sekte Theravada). Ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha adalah Dhamma atau Dharma, Dhamma bisa diartikan kebenaran namun sesuatu kebenaran tersebut dapat dipercayai dengan melakukan ehipassiko (datang, lihat, dan buktikan) atau mengalaminya sendiri sehingga tidak muncul tanda tanya. Pokok ajaran Buddha mencakup 3 hal yaitu sīla (disiplin), samadhi, dan pañña (kebijaksanaan).
Sīla, samadhi, pañña adalah kerangka atau pondasi bagi umat Buddha dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang mengembangkan ketiga hal tersebut dengan baik akan hidup bahagia karena dengan menjalankan disiplin diri atau memiliki moral akan terlatih untuk membiasakan hidup disiplin dan teratur serta akan memudahkan dalam melakukan kosentrasi (meditasi), dengan mudah berkonsentrasi maka seseorang akan memperoleh kebijaksanaan. Melatih berbagi peraturan atau disiplin adalah metode yang membantu seseorang untuk meditasi yang dalam sehingga dapat merealisasikan kebijaksanaan. Jadi ketiganya merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahakan dan sudah saling berkaitan. Bijaksana adalah dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk, dengan membedakan mana yang baik dan buruk seseorang akan dapat melakukan perbuatan yang baik dan dapat melindungi dirinya sendiri. Seseorang yang memiliki kebijaksanaan akan dapat memecahkan masalah yang muncul dan mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan. Kurang kebijaksanaan dapat menimbulkan seseorang mencerap, memandang dan bertindak dengan bodoh, sehingga menderita akibat perbuatan-perbuatan yang salah. Kebijaksanaan akan menyebabkan pemikiran, sudut pandang, tingkah laku yang baik. Tujuan tertinggi dari latihan disipilin adalah untuk mencapai kebijaksanaan, bahwa seorang itu memiliki potensi untuk mencapainya, dan kebijaksanaan bukan sesuatu yang jauh atau berada di luar  diri kita. Seseorang yang mau berusaha sungguh-sungguh, melakukan disiplin, melatih meditasi akan dapat memperoleh kebijaksanaan. Kebijaksanaan tidak akan menimbulkan perbuatan buruk dan tidak menimbulkan penderitaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain serta lingkungan hidup. Oleh karena itu melalui sīla, samadhi, pañña yang diperoleh dari pendidikan agama Buddha akan dapat mencegah dan menanggulangi perbuatan-perbuatan buruk serta dapat menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk baik di jaman sekarang ini maupun di masa yang akan datang.

Referensi:
Kung, Chin. 2006. Buddhisme sebagai Suatu Pendidikan. Diterjemahkan oleh Wahid Winoto. Jakarta Barat: Dian Dharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar