Kewaspadaan Terhadap Kemarahan

Kewaspadaan Terhadap Kemarahan

Kemarahan adalah suatu perasaan tidak senang dalam diri manusia yang dapat mendorong untuk mengatakan dan melakukan hal-hal yang merugikan. Contohnya ketika seseorang sedang marah dan emosi mengatakan kata-kata kasar untuk melampiaskan kemarahan. Beberapa orang mengatakan bahwa melampiaskan kemarahan dengan mengatakan kata-kata kasar dan membanting benda-benda di sekitar akan membuat perasaan marah menjadi berkurang. Orang tidak berpikir mencari cara bagaimana mengendalikan kemarahan tetapi lebih mengutamakan kemarahan sehingga orang sulit mengendalikan diri ketika marah. Misalnya seseorang yang sedang marah bertemu dengan orang lain yang tidak disenangi, dalam batinnya akan timbul rasa kebencian terhadap orang tersebut. Kebencian tersebut akan terpancarkan pada wajah dan perbuatan. Hal ini disebabkan karena pikiran dikondisikan untuk memikirkan tentang hal-hal yang tidak menyenangkan dari orang tersebut. Orang hanya memikirkan kejahatan dan kebohongan yang pernah dilakukan oleh orang lain sehingga pikiran hanya diliputi dengan kebencian. Batin tidak mampu mencerap obyek yang tidak menyenangkan. Dengan demikian batin selalu diliputi kebencian dan akhirnya akan muncul kemarahan.

Kemarahan akan menyebabkan sesuatu yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika seseorang sedang marah dan melampiaskan kemarahan dengan mengurung diri untuk tidak berbicara dengan orang lain maka akan timbul perasaan sepi dalam diri karena tidak ada orang yang menghibur. Keadaan tersebut merugikan diri sendiri sehingga cara ini tidak sesuai untuk mengatasi kemarahan. “Kewaspadaan dapat dipanggil untuk mengendalikan kemarahan” (Joko, 2006: 19). Ketika kemarahan berada dalam kewaspadaan maka sifat-sifat kemarahan akan hilang. Kemarahan akan membuat orang kehilangan pengendalian terhadap diri karena saat marah orang akan melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain. Misalnya, orang melampiaskan kemarahan dengan merusak barang milik orang lain yang ada di sekitarnya. Hal ini membuat orang lain menjadi marah dan mengakibatkan timbulnya rasa kebencian. Kewaspadaan dapat dimunculkan ketika batin sedang dipenuhi kemarahan. Langkah awal untuk mengendalikan kemarahan dan memunculkan kewaspadaan dalam diri adalah dengan kembali kepada diri sendiri yaitu memahami dan mengetahui bahwa sedang dalam kemarahan. Menarik nafas dan menyadari bahwa kemarahan ada dalam diri, saat menghembuskan nafas menyadari bahwa sedang dalam kemarahan. Ketika mengikuti pernafasan pikiran dikondisikan untuk menyadari sebab timbulnya kemarahan dan dengan waspada mengamati kemarahan, bahwa kemarahan timbul karena ada sebab yang menjadi obyek tidak menyenangkan dalam batin dan bagaimana batin mencerap obyek tersebut. Jika batin dapat mencerap obyek yang tidak menyenangkan menjadi obyek menyenangkan maka kemarahan tidak akan muncul. Dengan demikian, kewaspadaan diperlukan dalam mengamati dan menyadari kemarahan, sehingga dapat menjaga kemarahan supaya dapat terkendali.

Kewaspadaan akan mengendalikan pikiran untuk berpikir benar ketika sedang dipenuhi kemarahan sehingga tidak akan menimbulkan perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Batin akan mampu mencerap obyek yang tidak menyenangkan dan dengan waspada mengamati apa yang menjadi sebab obyek tersebut tidak menyenangkan. Ketika batin mengetahui dan menyadari bahwa akar dari kemarahan berasal dari diri sendiri maka akan terhindar dari sifat-sifat kemarahan yang menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain sehingga muncul rasa penyesalan. Kewaspadaan merupakan cara yang paling efisien dalam mengenali kemarahan dan mengubah kemarahan menjadi kedamaian dalam batin.

Referensi :

Joko Wuryanto. 2006. Pengetahuan Dhamma. Jakarta: CV. YANWREKO WAHANA  KARYA.