A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan pada dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan pengajaran yang disebut dengan quantum teaching. Quantum teaching sangat mempengaruhi proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, KBM merupakan suatu proses penyampaian materi dari pendidik kepada peserta didik yang melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh sebab itu, untuk menciptakan KBM yang aktif dan menyenangkan bagi peserta didik, diperlukannya berbagai ketrampilan mengajar yang harus dimiliki oleh pendidik. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh pendidik dalam KBM yaitu, kemampuan mengelola kelas dengan menggunakan berbagai model pengajaran yang bervariasi, oleh karenanya pada kesempatan kali ini kami dari kelompok VI (Enam) akan membahas model pembelajaran Quantum Teaching, yang kami bagi menjadi dua pokok pembahasan yang meliputi, konsep dasar quantum teaching dan prinsip serta metode quantum teaching.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan quantum teaching kami membagi menjadi dua pokok bahasan, yaitu 1) Konsep Dasar Quantum Teaching dan 2) Prinsip serta Metode Quantum Teaching. Kami membagi menjadi dua pokok pembahasan, dengan tujuan supaya mempermudah kita dalam memahami dan mengerti mengenai model pembelajaran quantum teaching.
1) Konsep Dasar Quantum Teaching
Menurut De Porter, (2000: 5), kata quantum berarti “interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Jadi quantum teaching dalam pembelajaran merupakan pengubahan bermacam-macam interaksi yang terjadi di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi yang terjadi di dalam dan di sekitar momen belajar, maksudnya interaksi yang timbul di dalam ruangan (kelas) antara peserta didik dengan lingkungan belajar yang efektif. Lingkungan belajar yang efektif melibatkan semua aspek kehidupan manusia yaitu fikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan dan persepsi masa depan.
Jadi Pendidik dalam quantum teaching merupakan faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa, pendidik bukan hanya sekedar pemberi ilmu, tetapi peran pendidik sebagai rekan belajar, model, pembimbing, dan fasilitaror dalam KBM. Jadi quantum teaching menunjukkan kepada kita, sebagai calon pendidik mengenai cara menjadi pendidik yang baik. Quantum teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar kita lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Apapun mata pelajaran yang di ajarkan oleh pendidik, dengan menggunakan metodologi quantum teaching pendidik akan dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa.
Menurut De porter, (2004: 6-7) konsep utama quantum teaching adalah “Bawalah Dunia Mereka ke dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Dari konsep utama ini, maksudnya bila kita membaca konsep tersebut akan mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia peserta didik sebagai langkah pertama, karena tindakan ini akan memberi izin pendidik untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang luas.
Dengan mengaitkan apa yang pendidik diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, pendidik dapat membawa mereka ke dalam dunia pendidik dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. Di sinilah kosa kata baru, model, mental, rumus dan lain-lain diuraikan. Sejalan menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun pendidik mendapatkan pemahaman baru dan “dunia kita “ diperluas mencakup tidak hanya peserta didik, tetapi juga pendidik. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, peserta didk dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
Jadi dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis, sedangkan otak kanan menpendidiksi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi, misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas dan daya cipta.
2) Prinsip dan Metode Quantum Teaching
a. Prinsip Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetep. Serupa dengan asas utama “Bawalah Dunia Mereka ke dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” prinsip tersebut mempengaruhi seluruh aspek quantum teaching. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Segalanya Berbicara, maksudnya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda. Dari kertas yang anda bagikan hingga rancangan pelajaran anda. Semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2. Segalanya Bertujuan, maksudnya semua yang terjadi dalam pengubahan anda mempunyai tujuan.
3. Pengalaman Sebelum Pemberian Nama, maksudnya proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka pelajari, karena otak manusia berkembang yang akhirnya menggerakkan rasa ingin tahu.
4. Akui Setiap Usaha, maksudnya belajar mengandung resiko. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan, maksudnya perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Di dalam Quantum teaching diperkuat dengan pendekatan multisensori, multi kecerdasan, dan berdasarkan Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR. Makna TANDUR yaitu sebagai berikut:
a) Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaat bagiku” dan manfaatkan kehidupan pelajar.
b) Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
c) Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”.
d) Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukan bahwa mereka tahu”.
e) Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “aku tahu bahwa memang tahu ini”.
f) Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
b. Metode Quantum Teaching
Model quantum teaching (De Porter, 2000: 8) hampir sama dengan sebuah simfoni. Kita dapat membaginya menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Konteks
Konteks adalah latar untuk pengalaman itu sendiri. Konteks merupakan keakraban ruang orkhestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrumen dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan intrepeksi sang maestro terhadaplembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan kemudian menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh.
2. Isi
Isi berbeda namun sama pentingnya dengan konteks. Anggaplah lembaran musik itu sebagai isi, not-not nyata pada sebuah halaman, yang lebih dari sekedar not-not pada sebuah halaman. Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian). Isi juga meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orchestra, memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen. Jadi dalam bagian ini, keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun disamping strategi yang dibutuhkan peserta didik akan bertanggung jawab atau apa yang mereka pelajari, karena dipengaruhi beberapa faktor; (a) penyampaian yang prima, (b) fasilitas yang luwes, (c) keterampilan belajar untuk belajar, dan (d) keterampilan hidup
C. Kesimpulan
Quantum Teaching merupakan model pengajaran dari pendidik kepada peserta didik dengan menggunakan berbagai energi dan kemampuan pendidik, supaya peserta didik tidak menjadi objek belajar bahkan menjadi subjek belajar itu sendiri. Dengan demikian KBM akan lebih efektif, karena peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar.
Dalam penerapan model pengajaran Quantum Teaching seorang pendidik perlunya mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, kemudian merancang KBM yang baik dan efektif untuk menjadikan siswa tertarik dan aktif dalam proses KBM berlangsung, sehingga apa yang menjadi tujuan dari KBM dapat tercapai. Untuk dapat menciptakan KBM yang aktif, sebaiknya seorang pendidik mengawali dengan sesuatu yang menarik dan membuat penasaran, memberikan kesimpulan yang mudah diingat, sebelum menyampaikan materi berikan keyakinan, kesepakatan, komitmen atau dikenal dengan kontrak belajar, baru kemudian menyampaikan materi.
Referensi :
De Porter, Bobbi. dkk. 2000. Quantum Teaching. Di terjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: PT Mizam Media Utama.
http://re-searchengines.com/jelarwindabutar3-07.html (diakses pada tanggal 21 Oktober 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar