jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Desember 08, 2011

Dialah Kartini Masa Kini

Kumari 



Dialah Kartini Masa Kini


Naro and the genk berdiri di depan gerbang kampus STAB Syailendra, bersiap-siap menunggu peserta OMB (Orientasi Mahasiswa Belajar) datang. Tepat pukul 06.30 gerbang kampus ditutup pertanda yang terlambat tidak boleh mengikuti ospek.
Dari kejauhan Kumari berlari dengan sekuat tenaga dan berteriak “ tunggu jangan ditutup dulu…”.
 Naro memandang sinis pada Kumari yang sekarang sudah berada di hadapannya. “06.31 menit kamu telat satu menit, sebagai hukumannya kamu harus berlari 20 kali keliling lapangan”.
Kumari balas memandang Naro “OK ka’ siapa takut!!!” dengan nada menantang.
Naro merasa diremehkan oleh Kumari saat itu. Naro terkenal dengan mahasiswa yang anti dengan perempuan, dia sangat benci dengan sosok perempuan, Naro juga selalu memandang rendah kepada perempuan.
“Akhirnya OMB selesai juga…” ucap Kumari saat pulang bersama teman barunya bernama Depik.
“Eh Kumari tau gak kamu sama kak Naro???” tanya Depik yang sifatnya agak centil.
“Siapa dia???” Kumari penasaran.
“Ihhh kamu ini, itu loch kakak jurusan kita yang tinggi, cakep, manis, itu loh” jawab Depik dengan penuh kagum.
“Oh kaya gitu manis???, yang ada sinis bukan main!!!” ucap Kumari yang merasa muak.
“Udahlah gak usah dipikirin toh kita jarang ketemunya dengan kampus yang besar dan banyak mahasisiwanya” tambah Kumari.
***
_beberapa bulan kemudian…….
 “Kumari kamu terpilih ikut menjadi panitia penggalangan dana untuk disumbangkan kepada penderita kanker dalam acara menyambut Hari Kartini” kata Ananda, kakak tingkat yang juga ketua BEM STAB Syailendra. “ dan saya kenalkan ini patner kamu sekaligus ketua panitia namanya Naro”.
Naro berdiri dari duduknya yang dari tadi duduk membelakanginya. “hay,,,,” sapa Kumari, Naro hanya tersenyum meremehkan. “Perempuan bisa apa???”. kata-kata itu yang keluar dari mulut Naro.
                “Naro kamu kenapa???, Kumari adalah sekretaris yang akan membantumu mencari dana besok”
“Ahhhh kenapa harus cewe, apa udah gak ada cowo lagi di kampus kita???? jawab Naro dengan nada marah.
“Naro, kamu kenapa sih??? apa salahnya kalau perempuan diikutsertakan” tegas Ananda.
“Denger ya Ananda yang terhormat…yang namanya perempuan di mana-mana cuma nyusahin doang, gak bisa apa-apa dan satu lagi perempuan cuma buat para lelaki menderita,,, lo ingat itu Nda” Naro langsung pergi meninggalkan Ananda.
***
                Rapat pertama Kumari bisa membuktikan kepada Naro bahwa perempuan juga bisa berkarya, Kumari bisa mencari ide-ide yang brilian dan disetujui oleh peserta rapat lainya.
“Pintar sekali kamu mencari perhatian orang, apakah dengan seperti ini kamu kira akan mengubah penilaian ku terhadap perempuan??? tidak…..” kata Naro panjang lebar
”Aku tidak sedang membuatmu percaya pada perempuan, tidak juga merubah pandanganmu terhadap perempuan, aku hanya melakukan tugasku” jawab Kumari tegas, sambil meninggalkan Naro dan Ananda.
                “hay Naro” Ananda mengagetkan dan membangunkan Naro dari lamunannya.
 “elo Nda, ada apa??” tanya gugup Naro
“ehemmm harusnya gue kali yang tanya ma lo ada apa denganmu??? elo tau sekarang lo itu berubah banget” jelas Ananda
 “Berubah gimana???” Naro kebingungan
“Alah masa kamu nggak menyadarinya sih, siapa yang bisa membuat loe kaya gini????” cecar Ananda lagi.
Naro gengsi untuk mengakui semuanya, tetapi akhirnya Naro mau jujur juga ”Kumari yang sudah mengubah pandanganku, tentang semuanya Nda, dia telah membuktikan kalau perempuan juga bisa bekerja seperti kita, dia juga baik bangat, sifatnya, parasnya sungguh aku salah menilai semua” jawab Naro .
“wah virus lu udah hilang,,terima kasih Buddha!!!” Ananda menambah.
”hay semua” ucap Kumari menghentikan percakapan mereka berdua.
”hay juga Ri” jawab Ananda, “ada yang sisa aku bantu?“ lanjut Ananda
”oh tidak aku Cuma ingin minta tanda tangannya Naro saja” jawab Kumari
”oh ya ya…gue pergi dulu ea ada urusan yang harus gue selesain dulu” ucap Ananda.
“OK” jawab Kumari
“mana yang harus aku tandatangani sil” Naro memulai pembicaraan
“ nich…” sambil menyerahkan kertas yang harus ditanda tangani
 “duduk Ri, gue mau ngomong penting ma kamu” ajak Naro setelah menandatangani surat.
“Ri gue mau minta maaf sama kamu, ternyata aku salah menilai cewe selama ini, nggak semua cewe seperti itu” ucap pelan Naro
“itu kamu yang bilang bukan aku luch” ucap Kumari sambil bercanda
”iya aku akuin itu, dan aku akuin ternyata masih ada Kartini-kartini yang hidup di jaman sekarang ini, kamu salah satunya” ucap Naro
“wah kamu terlalu memuji, OK, diel, aku maafin kamu kok”
***
                                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar