jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Desember 08, 2011

DAMPAK DARI DOGMATISME SHOLAT LIMA WAKTU DAN BANYAK ANAK BANYAK REJEKI

Nama   : Dwi Astuti                                                    Mata Kuliah    : Filsafat Buddha I
Nim     : 09.1.169                                                        Dosen              : Slamet Waluyono, S.Ag.
 

DAMPAK DARI DOGMATISME SHOLAT LIMA WAKTU
DAN BANYAK ANAK BANYAK REJEKI

            Dogma merupakan pokok ajaran atau kepercayaan yang diterima sebagai hal yang baik dan benar, sedangkan dogmatisme adalah pemikiran manusia mampu untuk mengetahui dengan kebenaran atau yang masuk akal, dokmatisme sebagai paham yang harus diterima  dan dijalankan sesuai dengan apa yang sudah diturunkan. Dogmatisme bisa menuju ke keadaan yang benar bisa juga ke keadaan yang salah, dogmatisme keadaan yang benar atau baik misal, dalam ajaran Islam umat muslim diwajibkan menjalankan sholat lima waktu yaitu Shubuh (pagi hari), Duzhur (siang hari), Ashar (sore hari), Maghrip dan Isya (malam hari). Karena pada kitab Islam yang ingin menjalankan sholat lima waktu akan masuk surga dan yang tidak akan mendapatkan hukuman dan siksa neraka, dari dogma yang sudah diwahyukan dalam kitab maka timbul ketakutan dalam umat muslim untuk menjalakan praktek sholat, dari hal wajib ini menyebabkan tindakan yang tertib, disiplin, dan khusuk dalam mempraktekan sholat, keyakinan agamanya kuat. Dogmatisme keadaan yang salah misal, karena keyakinan yang kuat dari umat muslim dengan dasar yang kuat dan penekanan-penekanan yang berdasarkan kitab, muncul teroris yang memiliki misi dari Tuhan untuk menghancurkan orang-orang yang musrik atau tidak beragama muslim, sebagai imbalan dari misi tersebut para teroris akan terlahir di surga dan sebagai pecinta Tuhan yang sejati. Jaman sekarang dogma ini masih dipercaya dan makin marak karena separuh masyarakat di Indonesia adalah umat muslim.
Dogma lain, orang jaman dahulu percaya kalau banyak anak banyak rejeki, maka pada jaman dahulu banyak melahirkan anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang tidak boleh ditolak berarti menolak rejeki. Dampak positif suasana keluarga yang ramai, kemungkinan terjadi aborsi kecil, keharmonisan orang tua dan keluarga karena memiliki keturunan, memperbanyak penganut agama. Dampak positif dari banyak anak suasana keluaraga yang ramai, bisa berbagi kebahagian kebersamaan, gotong royong, kemungkinan terjadi aborsi kecil karena anak yang diharapkan sebagai penolong masa depan orang tua bisa menjamin masa tua, memperbanyak penganut agama misal, dari keluarganya beragama Buddha dengan bertambahnya 7 anak pada satu keluarga maka bisa menambah komunitas umat Buddah. Dampak negatif kesehatan, kemelekatan sexs, keadaan ekonomi, pendidikan. Kesehatan dari ibu karena melahirkan berkali-kali tenaga berkurang mudah loyo, alat kelamin semakin melebar. Hubungan intim yang berlebihan menyebabkan kecanduan, jika keluarga yang beranak banyak adalah keluarga yang kurang mampu keadaan ekonomi menjadi masalah yang berat karena banyak anak berarti banyak kebutuhan untuk hidup. Keadaan yang kurang mampu berdampak pada pendidikan anak yang kurang terpenuhi karena pendidikan tidak murah menyebabkan putus sekolah. Faktor yang menyebabkan banyak anak, dulu belum ada program atau penyuluhan Keluarga Berencana (KB) dari pemerintah, adanya kewajiban dari istri untuk melayani suami untuk tidak menolak kecuali dalam keadaan mensturasi, belum mempunyai anak laki-laki atau perempuan yang diinginkan maka terus berusaha untuk memenuhi keinginanya. Jika keadaan sekarang banyak anak bukan banyak rejeki melainkan  beban. Jaman modren dari gaya hidup yang mewah, kemajuan teknologi, kebutuhan makanan yang serba instan, banyak anak bukan menjadi solusi yang baik untuk mensejahterahkan hidup ke depan, tapi anda berhak memilih jalan hidup diri sendiri.
Dari contoh-contoh dogma yang dibahas perlu mencari kebenaran mengapa hal itu perlu dilakukan dan tidak, cocok atau tidak dengan kondisi sekarang, yang terpenting berusaha dan berpikiran positif, dikondisikan saat ini dan rubahlah mind set.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar