jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Desember 08, 2011

Menghadapi dan Memahami Isu Kematian dengan Meditasi Samatha Bhavana

Menghadapi dan Memahami Isu Kematian dengan Meditasi Samatha Bhavana


            Buku yang penulis baca  berjudul Preparing for death and helping the dying. Dimana dalam buku Preparing for death and helping the dying berisi tentang Dhamma yang telah disampaikan oleh Yang Mulia Ven. Sangye Khadro kepada kelompok umat awam dalam suatu kesempatan. Dhamma yang dibabarkan oleh Yang  Mulia Ven. Sangye Khadro yang berisi tentang bagaimana cara hidup kita menghadapi kematian, supaya  tidak  membuat kita merasa takut dan stres. Penulis tertarik dengan judul tersebut, karena penulis berpikir bahwa kebanyakan orang  tidak menyukai apabila seseorang membicarakan tentang isu kematian. Hal tersebut disebabkan karena manusia pada jaman sekarang masih melekat pada nafsu-nafsu keduniawian. Nafsu-nafsu keduniawian tersebut telihat jelas pada persaingan gaya hidup yang mewah.
Kematian tidak dapat dihindari oleh setiap orang, baik orang yang sudah tua, anak-anak, bahkan bayi yang masih dalam kandunganpun dapat meninggal tanpa sebab yang pasti. Oleh karena itu penulis membahas  judul Preparing for death and helping the dying dengan harapan agar seseorang tidak  takut lagi  dengan istilah  kematian. Karena kematian merupakan proses dari kehidupan yang dialami oleh semua makhluk hidup. Oleh sebab itu istilah kematian  wajib kita mengerti dan pahami agar  tidak membuat diri kita stres untuk menghadapi hidup kedepannya. Menurut Sangye, (2007:5) Buddha bersabda di dalam Sutra Maha Nirvana berbunyi:
“Di antara semua kegiatan membajak, membajak pada musim gugurlah yang terpenting, di antara semua jejak kaki, jejak kaki gajahlah yang terbesar, di antara semua persepsi, mengingat kematian dan ketidakabadian yang terpenting”

Penulis dapat menarik kesimpilan bahwa sabda yang diberikan oleh Buddha di dalam Sutra Maha Nirvana merupakan kunci agar seseorang mengerti serta memahami tentang kematian dan ketidakabadian kita hidup di dunia. Karena dalam kenyataan yang namanya kematian tidak dapat dihindari oleh semua orang, walaupun seseorang tersebut pergi berlari keujung duniapun. Melainkan kematian merupakan bentuk proses yang dialami semua makhluk hidup. Tetapi apabila kita ingin memahami isu  kematian yang sangat mengerikan dan datangnya secara tiba-tiba, kita harus mengerti dan memahami  tentang Tilakkhana (anicca, dukkha, anatta). Penulis  dapat memberikan cara agar kita sebagai umat awam dapat mengerti dan memahami  tentang Tilakkhana yaitu dengan kita sering berlatih meditasi.
Meditasi yang dimaksudkan adalah tidak hanya diam, duduk bersila, mata terpejam saja. Melainkan kita harus memilih salah satu obyek meditasi samatha bhavana. Obyek meditasi yang sesuai yaitu asubha. Karena dengan menggunakan salah satu obyek asubha dapat menuntun seseorang untuk memahami bahwa semua keadaan  bentuk tubuh  pasti mengalami perubahan. Selain kita melaksanakan meditasi, penulis juga mempunyai cara lain agar seseorang tidak takut lagi dengan isu kematian yaitu  dengan kita sering-sering membicarakan tentang kematian, membicarakan tentang tumimbal lahir di alam 31 kehidupan, konsultasi dengan orang-orang yang tahu tentang kematian dan selalu mempertimbangkan untuk mengembangkan perbuatan baik.
Dengan demikian, penulis dapat menyampaikan sekaligus menyimpulkan bahwa kematian adalah sesuatu proses alami  yang pasti dialami oleh semua mahkluk hidup. Kematian merupakan bagian yang tidak dipungkiri lagi dari kehidupan. Tetapi kematian juga merupakan subyek yang kebanyakan orang tidak suka untuk mendengar, membicarakan, dan memikirkannya. Oleh karena itu Penulis berharap setelah melaksanakan meditasi samatha bhavana dengan obyek asubha dan memahami serta mengerti Tilakkhana (anicca, dukkha, anatta) seseorang tidak takut lagi dengan isu kematian yang menakutkan. Dan selanjutnya  dapat menerima bahwa kematian yang datangnya secara tiba-tiba itu memang benar-benar ada dan pasti terjadi.
Referensi :
Khadro, Sangye. 2007. Preparing for death and helping the dying. Dian Dharma: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar