CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
Pengertian
Pembelajaran kontekstal adalah sebuah sistem yang meransang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Pembelajara kontekstal adalah suatu sistem pembelajaran yag cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan makna muatan akademis dengan konteks dai kehidupa sehari-hari siswa. Jadi pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan airi tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata Elaine (Rusman, 2011: 187)
Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Nurhadi (Rusman, 2011: 189).
CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebihlanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan meransang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna baru ()
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupa sehari-hari , yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan budaya.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait degan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian pembelajaran tidak sekadar dilihat dari sis produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses.
Reigeluth mengutarakan bahwa fungsi dan peran desain pembelajaran antara lain:
1. Intructional design prescribes methods a part of instructional development;
2. Intructional design prescribes methods a part of instructional implementation;
3. Intructional design prescribes methods a part of instructional management;
4. Intructional design identifies and remedies weakness as a part of instructional evaluation.
Komponen Pembelajaran Kontekstual
Komponen pembelajaran konsenditekstual meliputi: menjalin hubungan-hubungan yang bermakna (making meaningful connections), mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant work), melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self regulated learning), mengadakan kolaborasi (collaborating), berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking), memberikan layanan secara individual (nurturing the individual), mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high standars), menggunakan asesmen autentik (using authentic assessment) (Johnson B. Elaine, 2002)
Prinsip Pembelajran Kontekstual
1. Constructivism
Merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
2. Inquiry
Merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.
3. Questioning
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam CTL.
4. Learning Community
Ialah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya, hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman.
5. Modeling
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalahan hidup yang dihadapi serta tuntutan siswa yang semakin berkembang, telah berdampak pada kemampuan guru yang memiliki kemampuan lengkap dan hal ini yang sulit dipenuhi. Oleh karena itu kini guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para guru.
6. Reflection
Adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain, refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
7. Authentic Assessment
Ialah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa yang berfungsi menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerpan CTL.
Skenario Pembelajaran Kontekstual
1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru yang harus dimilikinya
2. Melaksanakan sejauh munhkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan
4. Menciptakan masyarakat belajar seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab, dll
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan media sebenarnya
6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilaikemampuan yang sebenarnya pada siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar