KAITAN ANTARA MORAL MANUSIA DENGAN MEDITASI METTA DAN ANAPANASATI
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern ini, di negara- negara maju atau berkembang sudah banyak muncul tokoh cendekiawan. Tokoh-tokoh cendekiawan itu dapat menciptakan berbagai peralatan modern yang canggih. Contohnya komputer, laptop, kendaraan yang modern. Salah satu fasilitas modern dan canggih yang sedang terkenal yaitu internet. Fasilitas internet memberi banyak manfaat bagi masyarakat misalnya mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Seseorang lebih mudah untuk mencari informasi-informasi yang dibutuhkan. Mereka juga dapat berhubungan dengan saudara, teman, ataupun orang lain melalui facebook yang tersedia dalam internet. Namun dengan adanya fasilitas internet menyebabkan dampak negatif bagi individu, masyarakat, bahkan bangsa dan Negara. Dampak negatif yang muncul seperti merosotnya nilai-nilai moral manusia. Banyak orang yang menyalahgunakan manfaat dari internet, mereka membuka situs-situs atau mengakses jaringan yang menyediakan hal-hal yang negatif contohnya porno aksi, memajang foto-foto yang tidak sopan, memamerkan foto-foto mesra dengan pacarnya, dan masih banyak lainnya.
Selain itu, banyak kasus-kasus atau tindakan yang tidak baik seperti pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual dan lain-lain. Maraknya kasus pencurian yang terjadi dimana-dimana merupakan gambaran dari merosotnya moral manusia. Para opnum pelaku tindakan seperti ini tidak berpikir betapa kehilangan dan menderitanya orang yang dirugikan padahal korban tersebut belum tentu merintis usahanya dengan mudah. Mereka berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Walaupun orang yang melakukan tindakan kriminal misalnya pencurian guna menghidupi keluarganya namun caranya salah. Masih banyak cara yang lain, yang lebih baik untuk mencari uang. Memang hasil yang mereka dapatkan dari mencuri lebih besar namun hal itu tidak baik karena merugikan orang lain. Begitu juga bencana-bencana yang terjadi di berbagai daerah merupakan akibat ulah manusia yang tidak tertata dan tidak terkontrol.
Merosotnya nilai-nilai moral manusia akan berdampak tidak baik bagi kita semua. Khususnya pada orang yang bersangkutan. Tidak jarang orang-orang yang sering menyalahgunakan fasilitas tersebut adalah orang-orang yang berpendidikan. Oleh karena itu orang berpendidikan pun belum tentu moralnya terdidik, dapat disebut moralnya tidak setinggi dengan tingkat pendidikan yang telah dikenyamnya. Seharusnya semakin lama atau semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkatan moral baik yang dimiliki. Namun hal ini tergantung pada individu yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis akan membahas tentang moralitas manusia yang dihubungkan dengan meditasi yang berjudul “ Kaitan Antara Moral Manusia dengan Meditasi Metta dan Anapanasati” agar dapat mengurangi kemerosotan moral manusia.
B. Pembahasan
a. Pengertian Moral
Moral mempunyai arti 1) ajaran bak buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila 2) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, disiplin isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan 3) ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Bermoral berarti mempunyai pertimbangan baik atau buruk, berakhlak baik (KBBI, 2005: 54-755).
Moral adalah etika, sopan santun, sikap atau tingkah laku baik dan buruk yang dimiliki oleh manusia. Manusia yang baik pasti mempunyai moral yang baik. Moralitas manusia dapat terbangun dari sejak manusia itu lahir, mulai mereka mendapat didikan dari orang tua karena pendidikan dasar manusia itu bermula dari orang tua mereka sendiri. Setelah dari orang tua, manusia mendapat pengajaran, didikan dari sekolah dan lingkungan luar sekolah. Dari sekolah dan luar sekolah manusia mendapat pendidikan yang lebih luas daripada pendidikan yang didapat dari orang tua, begitu juga tentang pendidikan moral. Pendidikan moral pasti diberikan oleh para guru karena pendidikan moral itu sangat penting dalam lingkungan kehidupan. Biasanya pendidikan moral diberikan dalam salah satu mata pelajaran Pancasila atau Pendidikan Kewarganegaraan. Di dalam pendidikan tersebut diberikan berbagai materi yang berhubungan dengan Negara. Misal menjadi warga Negara yang baik, menjadi warga Negara yang baik itu salah satunya harus mempunyai moral yang baik, didalamnya terkandung perilaku sopan santun.
- Pengertian Meditasi
1. Meditasi secara umum
Meditasi adalah memusatkan (mengkonsentrasikan) pikiran pada satu obyek. Pikiran diusahakan untuk benar-benar terpusat pada obyek yang digunakan sesuai dengan carita meditator. Karena melaksanakan meditasi dengan menggunakan obyek yang sesuai carita akan memudahkan untuk mencapai tujuan meditasi yang diinginkan. Meditasi merupakan salah satu latihan Dhamma yaitu dengan melatih pikiran dan batin, mengolah sati atau perhatian. Meditasi juga dapat diartikan memahami tentang diri sendiri, mengerti secara benar tentang diri sendiri. Bahwa siapa saya ini? Bahwasanya diri ini hanyalah nama dan rupa atau rohani dan jasmani yang akan hancur dan tidak akan kekal, tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini. Namun manusia sering sombong terhadap apa yang dimilikinya, kita sering tidak sadar kekayaan, orang-orang yang kita sayangi, benda-benda yang indah, tubuh atau wajah yang cantik dan ganteng semua akan musnah. Dengan kita melaksanakan meditasi maka kita dapat mengikis kesombongan kita. Kita dapat mengerti secara benar tentang hidup ini, memahami hidup dengan sewajarnya. Keakuan dalam diri kitapun dari sedikit demi akan hancur.
2. Meditasi metta
Meditasi metta adalah meditasi dengan menggunakan obyek metta atau cinta kasih kepada semua makhluk, cinta kasih yang universal (tanpa pamrih). Dalam melaksanakan meditasi metta seseorang harus mulai dari dirinya sendiri, karena ia tidak mungkin dapat memancarkan cinta kasih sejati bila ia membenci dan meremehkan dirinya sendiri. Setelah itu cinta kasih dipancarkan kepada orang tua, guru-guru, teman-teman dan akhirnya kepada musuh-musuhnya. Dalam hal ini biasanya timbul perasaan dendam atau sakit hati. Namun, hendaknya diusahakan untuk mengatasi kebencian itu dengan merenungkan sifat-sifat yang baik dari musuhnya dan tidak menghiraukan keburukan yang ada padanya. Kalau seseorang terus memelihara dendam terhadap musuh-musuhnya maka kebencian tidak akan berakhir. Selama seseorang terus memelihara kebencian dalam dirinya maka selama itu pula orang tersebut tidak akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Bahwa kebencian itu hanya akan berakhir jika dibalas dengan cinta kasih.
Karsilo, (http://suryaadhiguna.blogspot.com/2009/07/fery-karsilo-nilai-moral-asusila-telah.html) menyatakan bahwa metta adalah cinta murni yang tidak berbelah dan bebas daripada pilih kasih. Ia melampaui batasan kaum, negara dan semua makhluk. Metta yang dihasilkan dapat memadamkan api kemarahan dan melenyapkan segala perbuatan tidak baik akibat daripada api ini. Metta juga meredakan perasaan takut dan menambahkan keyakinan kita pada diri sendiri. Sikap memupuk cimta murni menjadikan seseorang disukai ramai dan mudah diterima. Benar sekali metta adalah pemadam api, pemadam kemarahan karena seseorang yang selalu memancarkan metta akan diliputi ketenangan, kesenangan, dan lainnya dan akan membawa mereka pada kebahagiaan, disenangi semua orang.
Memancarkan cinta kasih yang universal berarti tidak mengharapkan imbalan dari orang-orang yang kita pancarkan cinta kasih. Memancarkan cinta kasih atau metta beda dengan cinta pada orang kita sayangi atau yang disebut pacar. Biasanya rasa cinta kepada pacar mengharapkan imbalan, tidak jarang rasa cinta yang diberikan itu tidak tulus. Rasa cinta yang tulus, bisa dikatakan universal biasanya rasa cinta seorang ibu yang dipancarkan terhadap anaknya apalagi anak tunggalnya.
3. Meditasi anapanasati
Meditasi anapanasati adalah meditasi dengan menggunakan obyek pernapasan, mengolah dan menghitung keluar masuknya napas secara berulang-ulang. Dengan sadar meditator menarik napas, dengan sadar pula mengeluarkan napas.
Menurut Diputhera (2004: 69-70), perenungan dengan obyek keluar masuknya napas adalah obyek meditasi yang umum, karena dapat membantu dan melindungi obyek lainnya. Oleh karena itu, jika kita hendak bermeditasi dengan menggunakan salah satu dari empat puluh obyek meditasi, kita harus menggunakan obyek anapanasati terlebih dahulu, kemudian menggunakan obyek lain yang cocok dengan kita. Seseorang yang mengembangkan meditasi tanpa menggunakan obyek anapanasati terlebih dahulu, maka akan terhambat kemajuannya. Praktek meditasi anapanasati sebenarnya tidak sulit, sebab tidak menggunakan obyek perenungan dan tidak memerlukan upacara lebih dahulu. Meditator atau kita menyadari sepenuhnya terhadap keluar dan masuknya napas, menyadari dan merasakan udara yang menyentuh tiga tempat atau bagian pada saat kita bernapas, ialah mengetahui keluar dan masuknya napas yang menyentuh lubang hidung dan atas bibir, merasakan keluar dan masuknya napas dalam dada, setiap udara yang keluar dan masuk dalam dada dapat dirasakannya, kita merasakan keluar dan masuknya napas dalam ulu hati. Ketiga tempat ini sangat penting, sebagai alat untuk mengukur perkembangan batin. Bila kita belum dapat merasakan pada tiga tempat atau bagian tersebut, berarti bati kita belum dapat menghancurkan akusala. Bagi orang yang belum pernah latihan anapanasati mungkin terasa sulit karena anapanasati merupakan meditasi yang berperan besar. Bila kita sudah menguasai obyek anapanasati ini maka obyek meditasi yang lain akan mudah kita kuasai. Kita menghitung napas dengan jalan setiap masuk dan keluar napas dijadikan satu hitungan, sampai hitungan kesembilan lalu kembali pada hitungan pertama. Dalam menghitung napas kita juga merasakan tiga bagian atau tempat yang dilalui udara ketika kita menarik dan mengeluarkan napas. Bila pikiran hendak keluar dari obyek, maka kita harus cepat-cepat menariknya kembali dalam hitungan napas sampai mencapai ketenangan. Bila kita mencapai ketenangan maka pikiran akan mudah terkonsentrasi, kedamaian batin dan pikiran akan kita peroleh. Dan dengan kita memilki ketenangan setiap saat, setiap waktu maka kita akan mudah dalam memahami, menyadari semua kegiatan atau aktivitas yang kita laksanakan.
- Hubungan Moralitas Manusia dan Meditasi
Merosotnya moral manusia akan menimbulkan dampak negative bagi kita semua. Apabila moral manusia tidak terkontrol maka segala hal yang terjadi atau yang dilaksanakan manusia juga tidak terkontrol dengan baik. Karena manusia atau mayarakat adalah komponen penting (pokok) dalam suatu kehidupan khususnya dalam kehidupan bernegara. Bila para petinggi Negara atau para pejabat serta rakyat kecil tidak memelihara moral yang baik maka akan jadi apa Negara kita ini.
Pendidikan moral anak telah diterima dari sejak lahir. Pada dasarnya anak dari kecil telah diajari dan dibimbing untuk melakukan hal-hal yang baik, untuk berucap dan bertingkah laku yang baik agar kelak dapat menjadi orang yang baik dan memiliki moral yang bermutu atau baik. Dengan memiliki moral yang baik maka akan dapat menjadi pemimpin yang baik pula dalam lingkungan masyarakat. Tingkat pendidikan di Indonesia sudah baik dibanding pada jaman dahulu. Sekarang ini masyarakat Indonesia telah diwajibkan untuk mengikuti program belajar 9 tahun. Dengan wajib belajar 9 tahun anak-anak Indonesia diharapkan agar bisa menjadi generasi bangsa yang dapat diandalkan.
Namun bila dengan adanya pendidikan, masih ada generasi penerus bangsa yang tidak baik atau dengan kata lain pendidikan tidak berhasil terhadap semua orang, moral manusia merosot. Maka perlu adanya solusi yaitu dengan cara pelaksanaan meditasi yaitu antara lain dengan meditasi metta dan anapanasati. Dengan meditasi metta yaitu meditasi dengan obyek mengembangkan cinta kasih pada semua makhluk tanpa pamrih atau universal. Dan meditasi anapanasati yaitu meditasi dengan menggunakan obek pernapasan, mengolah perhatian dengan menghitung keluar masuknya napas.
Cara melaksanakan meditasi metta yaitu dengan mula-mula kita memikirkan kebaikan orang lain. Jangan memikirkan kejelekan orang lain walau pada musuh kita sendiri. Kita melaksanakan meditasi bahwa pikiran kita benar-benar fokus pada obyek metta, fokus mengembangkan cinta kasih pada semua makhluk. Kita harus sadari bagaimana tingkah laku kita selama ini, bagaimana moral kita. Apakah kita sudah memelihara pikiran yang baik dan dikembangkan pada ucapan dan perbuatan yang baik pula. Apakah kita sudah mempunyai moral yang baik? Seberapa tingkat moral baik atau buruk kita? Sadari bahwa moral kita telah merosot, perilaku kita sudah sulit untuk dikendalikan, kita semakin semangat dan senang terhadap hal-hal yang menyenangkan, kita menolak terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan serta kita senang untuk melakukan perbuatan jahat. Sering kita tidak cinta terhadap diri sendiri, orang lain ataupun terhadap lingkungan hidup kita. Dengan kita melakukan meditasi metta, cinta kasih kita akan terpupuk dari sedikit, kita akan cinta terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan hidup kita. Sehingga kebiasaan buruk kita akan terkikis dan moral baik akan kita miliki.
Meditasi anapanasati dilaksanakan dengan cara merenungkan keluar masuknya napas kita secara teratur, kita sadar benar terhadap napas kita. Mengolah dan memfokuskan pikiran secara teratur terhadap keluar masuknya napas akan memperoleh suatu ketenangan. Bila kita memperoleh ketenangan maka kita akan tenang pula dalam melakukan segala kegiatan, akan berusaha untuk berbuat baik karena pikiran kita banyak diliputi kedamaian dan kesenangan, perhatian kita juga akan meningkat dan akhirnya kita tidak atau jarang teransang untuk melakukan hal-hal yang buruk. Tidak teransang terhadap hal-hal buruk maka secara otomatis moral kita akan semakin baik.
Jika moral manusia masih rendah dan tidak mau mengubahnya maka akan memperoleh dampak buruk seperti: kehilangan sebagian besar kekayaan, karena sifat mereka yang acuh tak acuh . Perbuatan mereka yang tidak baik. Perbuatan mereka yang memalukan dan menyusahkan setiap warga masyarakat, apakah mereka itu sebagai bhikkhu, pendeta, berkeluarga atau pertapa. Mereka akan meninggal dunia dalam kebingungan. Pada saat kehancuran tubuh mereka setelah kematian, mereka akan terlahir kembali dalam alam penderitaan, keadaan yang tidak bahagia, alam terbawah, alam neraka. Maka mulai dari sekarang berusaha untuk menghilangkan pikiran, ucapan dan perbuatan yang buruk, mulai menghilangkan kebiasaan buruk sehingga akan memiliki moral yang baik dan tidak memperoleh dampak buruk tersebut. Kita mulai berlatih meditasi metta dan anapanasati untuk mengatasi kebiasaan buruk kita, untuk mengikis lobha, dosa dan moha.
- Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa moral adalah etika, sopan santun, sikap baik ataupun buruk yang ada pada manusia. Berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut pandang baik atau buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila. Dan meditasi merupakan pemusatan pikiran pada satu obyek sesuai dengan carita, pemberhentian pemusatan pada pikiran kita. Meditasi dapat juga diartikan memahami dan mengerti secara benar terhadap diri kita sendiri.
Merosotnya moral manusia merupakan dampak buruk bagi kita semua. Sebagai contoh berbagai bencana yang timbul berbagai daerah di Indonesia, berbagai tindakan kejahatan timbul dimana-mana adalah cermin dari merosotnya moral manusia. Merosotnya moral manusia akan berbahaya jika terus dibiarkan. Oleh karena itu, moral manusia harus ditanggulangi salah satunya yaitu dengan pelaksanaan meditasi, meditasi metta dan anapanasati adalah sebagian dari meditasi yang dapat membentuk moral baik manusia. Meditasi metta adalah meditasi dengan mengembangkan cinta kasih pada semua makhluk, berawal dari diri sendiri, orang-orang di dekat kita dan akhirnya pada musuk-musuh kita. Meditasi metta akan meredakan amarah, dan memusnahkan dendam kita, bisa mengikis lobha, dosa dan moha kita. Sehingga kita akan cinta terhadap orang lain, lingkungan hidup kita, dan dapat memahami fenomena-fenomena yang ada fenomena yang terjadi. Lingkungan kita adalah hidup kita maka sudah seharusnya kita mencintai lingkungan hidup kita.
Meditasi anapanasati adalah meditasi dengan mengolah napas kita, sadar terhadap keluar dan masuknya napas. Dengan mengolah pernapasan maka akan meransang perhatian dan kesadaran kita. Sehiggga dapat merenungi, menyadari berbagai perbuatan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hal ini kita akan semakin berhati-hati dalam bertingkah laku, akan senantiasa menambah kebajikan. Akhirnya kita akan memmpunyai moral yang baik. Moral dan perbuatan baik kita adalah kekayaaan sejati, tabungan kita yang nilainya sangat berharga. Oleh karena itu, mulai dari sekarang berusaha untuk melaksanakan meditasi metta dan anapanasati demi kehidupan kita bersama. Meditasi atau samadhi atau bhavana tidak hanya dilakukan oleh umat buddha namun semua agama mengenalnya bahkan umat agama lain ada yang begitu semangat melaksanakan meditasi untuk mengolah pikirannya, mereka bisa dikatakan lebih bagus dalam pelaksanaan meditasi.
Referensi
- Tim Penyusun.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
- Diputhera, oka. 2004. Meditasi II. Jakarta: Vajra Dharma Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar