Sederhana dalam Hidup
Dalam kehidupan ini seseorang berhak menentukan pilihannya sendiri karena hidup itu adalah suatu pilihan. Demikian juga seseorang yang menjadi umat Buddha mempunyai pilihan, memutuskan untuk menjadi bhikkhu atau umat awam (umat biasa) sesuai dengan kehendaknya. Seseorang yang memilih untuk menjadi bhikkhu atau umat biasa itu tidak masalah karena semua tergantung dari tindakan masing-masing individunya namun menjadi bhikkhu itu lebih baik karena telah meninggalkan keduniawian dan tidak hidup berumah tangga. Seorang umat awam juga akan menajdi orang baik apabila dapat menyeimbangkan hidupnya misal dengan mencari uang secara wajar, tidak melanggar peraturan (sila) dan berlatih berdana, melakukan perbuatan baik. Buddha tidak melarang muridnya mencari harta kekayaan atau kemapanan ekonomi namun hal ini harus sesuai dengan aturan dasar moralitas. Seseorang yang hidupnya tercukupi akan mudah untuk berdana walaupun berdana itu tidak hanya berupa materi, karena kemapanan ekonomi juga mempengaruhi pertumbuhan Dhamma.
Kesederhanan adalah suatu hal yang penting bagi seseorang dalam menjalani kehidupan, karena dengan kesederhanaan seseorang akan belajar hidup dengan apa adanya, merasa puas dengan apa yang dimilikinya serta belajar untuk mengendalikan pemuasan nafsu indra. Hidup sederhana bisa diartikan hidup sesuai dengan apa yang dimilikinya, tidak berfoya-foya atau hidup yang tidak wajar (ekstirm). Seseorang yang hidup dengan cara berlebihan baik terlalu boros atau terlalu hemat adalah seseorang yang belum dapat hidup sederhana, pemahaman tentang hidup sederhana dapat diperoleh melalui belajar Dhamma. Dhamma tidak akan berhasil apabila hanya dimengerti secara intelektual, hanya dalam bentuk pengetahuan namun akan berhasil apabila dipelajari, dipahamai dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Robert (2003: 189) menjelaskan seseorang dengan pemahaman benar sadar bahwa kebahagiaan sejati adalah keadaan internal-kualitas pikiran-dan karenanaya harus dicari di dalam diri sendiri. Kebahagiaan tidak tergantung pada hal-hal eksternal, walaupun kemapanan materi diperlukan. Kebahagiaan sejati tidak dilihat dari materalial saja namun juga dilihat dari spiritual, seperti halnya kekayaan sejati itu bukan berupa uang dalam jumlah yang banyak namun berdasarkan pada perbuatan baik, tabungan kebajikan. Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan . Kebahagiaan tidak muncul dari diri orang lain namun dari diri sendiri. Kebahagiaan muncul dari diri sendiri yaitu dari kualitas perbuatan baik yang dimiliki oleh orang tersebut. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang serba tercukupi, semua keinginan dapat terpenuhi namun pikirannya tidak tenang tidak akan merasa bahagia, karena keinginan atau pemuasan nafsu indra itu selalu muncul. Hidup bahagia berarti hidup ketika keadaan spiritual dan material dapat seimbang. Seorang yang dapat menyeimbangkan antara materi dan spiritual (kualitas batin) akan dapat meraih kebahagiaan, cara meyeimbangkan antara keduanya yaitu dengan mencari materi sesuai dengan aturan moralitas, sesuai Jalan Mulia Berunsur Delapan khususnya mata pencaharian benar. Setelah mencari materi yaitu menggunakan materi tersebut dengan hati-hati, wajar, sederhana dan untuk berbuat kebajikan contohnya; berdana kepada orang yang membutuhkan, kepada anggota Sangha. Dengan demikian materi dapat menunjang kualitas batin yang baik, mendorong pebuatan baik seseorang untuk mencapai suatu kebahagiaan.
Referensi:
- Bogoda, Robert. 2007. Hidup Sederhana Hidup Bahagia. Diterjemahkan oleh Ida Dhammashanti. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.org