jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Desember 08, 2011

Intisari Prajna Paramita


Intisari Prajna Paramita

          Kitab Prajna Paramita adalah salah satu kitab yang penting bagi agama Buddha Mahayana. Kelompok kitab prajna paramita merupakan karya kaum Mahayana dari periode paling awal di India kemungkinan dihasilkan pada abad-abad pertama sebelum masehi. Prajna Paramita dikatakan sebagai sutra yang paling tua dan paling fundamental dari semua sutra yang berkenaan dengan ide kekosongan, yang dikembangkan dari teori sebab-akibat yang ada dalam agama Buddha awal. Ada banyak versi Prajna Paramita seperti  Mahaprjna-paramita, Ashtasahasrika-prajna-paramita, Prajna-paramita-hrdaya. Vajracchedika Prajna Paramita mengajarkan bahwa semua objek adalah ilusif, fenomenal, dan subjektif, produk pikiran sendiri, dan ditutup dengan kata-kata”Segala sesuatu yang merupakan perpaduan unsure laksana sebuah mimpi, fantasi, gelembung dan bayangan, laksana tetesan embun dan likatan cahaya. Prajna Paramita yang paling pendek adalah Prajna Paramita Hrdaya yang mengungkapkan konsep Sunyata dengan sempurna.
            Bodhisattwa Awalokiteswara ketika ketika mempraktikan Prajna Paramita yang dalam, memahami dengan jelas ada lima kehidupan (skandha), dan melihat hakikatnya adalah kosong. Wujud adalah kekosongan, dan kekosongan itu adalah wujud. Wujud tidak berbeda dengan kekosongan, kekosongan tidak berbeda dengan wujud. Apa pun yang merupakan wujud adalah kekosongan. Apa pun yang merupakan kekosongan adalah wujud. Demikian pula dengan perasaan, pencerapan, bentuk pikiran dan kesadaran. Bahwa semua fenomena bercirikan kekosongan. Mereka tidak muncul pun tidak lenyap, tidak ternoda pun tidak bebas dari noda, tidak kurang pun tidak lenyap. Dalam kekosongan tiada wujud, tiada perasaan, tiada pencerapan, tiada bentuk pikiran, tiada kesadaran; tidak ada mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran; tiada wujud, suara, bebauan, rasa, sentuhan dan objek batin; tiada unsure penglihatan, sampai tiada usia tua dan kematian, tiada penderitaan-asal mula penderitaan-lenyapnya penderitaan- jalan menuju lenyapnya penderitaan; tiada pengetahuan luhur, pun tiada pencapaian; tiada realisasi, karena tiada suatu yang dicapai.
            Prajna paramita dalam Mahayana merupakan mantra yang agung, mantra pengetahuan yang agung, mantra yang tiada taranya, mantra yang tiada bandingannya, yang dapat melenyapkan segala penderitaan. Mantra prajna paramita adalah “gate, gate, paragate, parasamgate, bodhi, swaha” (O Bodhi, pergilah, pergilah, pergilah ke pantai seberang, mendaratlah di seberang sana, Swaha).” Prajna Paramita sutra tidak menyangkal dunia ini sebagai fakta, tetapi menentang dunia sebagai nilai yang didasarkan pada individualitas. Sebuah Perubahan baru dan fundamental dari nilai kehidupan terjadi. Prajna Paramita, yang bermula dari sudut pandang teori ketidaktahuan, membuat teori ini kosong dan mengembangkan dunia kebebasab yang sejati.

Referensi:
Suzuki, Lane Beatrice. 2009. Agama Buddha Mahayana_____. Karaniya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar