jejak ajaran Buddha

jejak ajaran Buddha

SPACE IKLAN

SPACE IKLAN

Translate

Kamis, Desember 08, 2011

ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK KELUARGA

ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK KELUARGA
            Saya pernah mendengar curhat dari sahabat saya sebut saja namanya Try Widya “saya sudah lulus sekolah, saya ingin melanjutkan ke Universitas umum mengambil kejuruan Kesehatan tetapi orang tua menyuruh saya melanjutkan ke PGSD (Pendidikan Guru SD), akhirnya saya harus berhenti satu tahun dan menjadi pengangguran, bekerjapun saya tidak diijinkan, apa mau orangtuaku?”, demikian keluhan dari Try ke saya. Kemudian ada teman saya yang berkata demikian “saya sudah menjadi mahasiswa, saya sudah dapat memilih mana yang pantas untuk pasangan saya nanti, tapi orang tua selalu menuntut yang kaya, tampan, mapan, mereka selalu menentang apabila dia berpacaran tidak sesuai dengan kriteria mereka, bahkan sampai terjadi konflik”.
            Dari pengalaman teman-teman saya tadi hanya sebagian kisah yang merasa kehidupan mereka sangat beruntung atau kurang beruntung? Bagi mereka kehidupan mereka merasa kurang beruntung, orang tua mereka tidak memberi kepercayaan yang selalu mengatur kehidupan anaknya dan selalu ingin menuruti keinginan dari apa yang mereka inginkan. Dari cerita di atas orang tua sebagai pendidik yang utama dalam keluarga kepada anak kurang tanggap dengan keinginan anak, tidak menjadi pendengar yang baik saat mereka berpendapat. Setelah saya membaca buku 37 Kebiasaan Orang Tua yang Menghasilkan Perilaku Buruk pada Anak yang dituliskan Edy Wiyono, perilaku anak akan baik atau buruk terutama karena didikan sejak dini dari orang tua yang salah, karena dari hal ini akan menghasilkan pola pikir anak yang salah kadang manja, memaksa, egois dsb. Tetapi itu semua juga tak luput dari teladan dari orang tua kadang anak suka meniru apa yang dilakukan orang tua.
            Ada hal yang perlu diperhatikan untuk orang tua yang profesional dalam mendidik anak menurut Edy Wiyono: orang tua jangan saling melempar tanggung jawab, jangan memarahi anak berlebiahn jika melakukan kesalahan, hindari ancaman, jangan mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah dilakukan oleh anak, jangan mudah terpancing emosi karena kenakalan anak, tidak menghukum anak secara fisik, jangan mengejek dan menyindir anak, membatalkan hukuman, jangan suka membandingkan, terlalu banyak larangan, menakuti anak dsb. Jika orang tua melakukan kebalikan dari hal di atas anak akan memberontak nantinya jika sudah besar, suka cari perhatian dengan orang lain, suka berbohong, semaunya sendiri.
            Pendidikan yang salah dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak, jadi keluarga adalah media yang sangat utama untuk dapat membentuk karakter anak yang dapat bertanggung jawab dan mandiri. Orang tua juga yang harus selalu memperhatiakn dan mengamati setiap perkembangan anak, jadi orang tua dapat memantau mereka, apakah di luar mereka bermasalah atau terlalu pendiam ini menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengecek apakah didikan dari orang tua sudah tepat.
            Setelah saya membaca buku karya Edi ini hampir 90% persen benar dari apa yang saya alami pada kehidupan saja dari kecil hingga dewasa, orang tua memiliki pandangan yang salah dalam mendidik anak, contoh: berbohong kecil yang salah “papa atau mama hanya sebentar kok, hanya ke depan saja, sebentar saja ya saying” tapi ternyata pulangnya malam. Dari contoh sudah ada berbohong meskipun kecil, tapi dampaknya besar bagi anak sangat besar mereka tidak percaya lagi dengan orang tua, mereka tridak dapat membedakan pertanyaan yang bias dipercaya atau tidak.
            Kesimpulan dari hal yang telah saya bahas di atas peran dan pengaruh orang tua sangat besar bagi anak untuk dapat membentuk karakter yang cerdas, mandiri dan peduli.

1 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.org

    BalasHapus